kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa BTN masih akan terjaga


Jumat, 06 Oktober 2017 / 08:48 WIB
 Performa BTN masih akan terjaga


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan dua kali di tahun ini menjadi 4,25%. Pemangkasan BI 7-day reverse repo rate diikuti dengan penurunan suku bunga deposito sejumlah pihak perbankan. Penurunan tersebut berpotensi melemahkan perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan.

Per 1 Oktober 2017, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga menurunkan bunga spesial deposito dari 6,6% menjadi 6,25%. Berdasarkan catatan KONTAN, emiten ini memprediksi NIM di akhir tahun ini akan mencapai 4,5%-5% atau turun 48 basis poin dari tahun lalu, yakni 4,98%.

Erni Marsella Siahaan, analis Ciptadana Sekuritas, memperkirakan NIM BBTN akan sedikit lebih rendah dibanding posisi di 2016 yang sebesar 4,8%, yakni jadi 4,6% tahun ini. Namun meski ada tekanan, ia melihat hal ini tidak akan berpengaruh besar pada pendapatan bunga bersih bank ini.

Alasannya, bank penyalur KPR ini masih diuntungkan pertumbuhan kredit yang kuat. Kami percaya bahwa pengurangan NIM akan diimbangi dengan volume pinjaman yang lebih besar, sehingga menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang kuat, yaitu sebesar 14% di tahun 2017, ujar Erni.

Sejauh ini, Erni melihat BBTN cukup diuntungkan dengan posisinya yang memiliki pasar kredit kepemilikan rumah (KPR) terbesar selama semester I-2017, yaitu 35%. Berkat kedekatan hubungan dengan pengembang swasta, emiten ini juga mampu mempertahankan dominasi pada segmen perumahan kelas bawah. Bank pelat merah ini bahkan telah mencatatkan pertumbuhan pinjaman 17,5% dan pertumbuhan kredit bersubsidi sebesar 24%.

Erni optimistis dengan penguasaan segmen KPR subsidi, pertumbuhan kredit BBTN lebih cepat. Tingkat non performing loan (NPL) juga lebih rendah, sehingga mampu mendorong pendapatan BBTN beberapa tahun ke depan.

Meski berpeluang terus tumbuh, tetapi BBTN dibayangi tekanan dari rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tidak memperpanjang masa relaksasi aset tertimbang menurut risiko (ATMR) dalam penghitungan KPR subsidi. Gilang Purnama, analis BCA Sekuritas, melihat penurunan stimulus pinjaman ini berpeluang menurunkan rasio kecukupan modal atau capital adequate ratio (CAR) bank pelat merah ini.

Menurut Gilang, pertumbuhan permintaan perumahan bisa terhambat tanpa adanya stimulus. Peraturan ini tidak akan menguntungkan BBTN karena kredit KPR masih menjadi pendorong pertumbuhan utama, ujar Gilang.

Lantaran BBTN terlibat dalam Program Satu Juta Rumah di 2015, OJK memberi keringanan AMRT sebesar 20% untuk KPR subsidi. Jika stimulus ini dihentikan, maka perseroan ini harus mengikuti aturan kredit KPR yang berlaku di bank umum sebesar 35%. Padahal, bank juga harus mengalokasikan rasio permodalan lebih besar untuk penyaluran kredit.

Tahun 2018, potensi CAR BBTN diperkirakan akan turun 100150 basis poin, atau sekitar 15,9,3% apabila mengikuti aturan yang baru. Padahal hingga saat ini backlog perumahan masih cukup besar. Permintaan untuk unit rumah murah juga tinggi.

Sementara itu, Andy Ferdinand, Kepala Riset Samuel Sekuritas, memperkirakan, jika relaksasi ini tidak diperpanjang, maka hitungan kasar CAR BBTN bisa turun sekitar 1,2%-1,5%. Jika CAR turun, maka ruang ekspansi kredit akan menjadi terbatas. Tapi manajemen bilang kalau mereka sudah bersiap mengeluarkan subdebt (obligasi subordinasi) Rp 3 triliun tahun depan. Sebenarnya dampaknya telah teratasi, terang Andy.

Menurut dia, peluang BBTN masih cukup bagus. Pertumbuhan kredit BBTN lebih tinggi di atas pertumbuhan industri. Jika pertumbuhan industri hanya 7,7%, pertumbuhan BBTN sudah mencapai 18,8%.

Pendorong kinerja lainnya adalah penurunan NPL. Dengan fokus menyasar kredit perumahan, tingkat NPL akhirnya dapat ditekan. Tahun 2018 juga sudah dianggarkan modal badan pekerja TAPERA. BBTN berpotensi mendapat sumber dana murah. Dia bisa untung, papar Andy.

Andy merekomendasikan buy saham BBTN dengan target harga Rp 3.300 per saham. Erni juga memberi BBTN rekomendasi buy dengan target harga Rp 3.600 per saham.

Sedang Gilang merekomendasikan hold dengan target harga Rp 3.100 per saham. Kemarin (5/10), harga saham BBTN diutup naik 0,68% dibanding hari sebelumnya jadi Rp 2.960 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×