kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perdagangan perdana, saham HRTA menguat 10,67%


Rabu, 21 Juni 2017 / 21:30 WIB
Perdagangan perdana, saham HRTA menguat 10,67%


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perdagangan perdana saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) ditutup menguat 10,67%. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (21/6), saham HRTA berada di level 332. Sebelumnya, saham HRTA ditawarkan pada level 300.

Saham HRTA pada saat pembukaan perdagangan hari ini, langsung menunjukkan penguatan. Level saham sempat berada pada level teratas batas perdagangan atau mengalami peningkatan 50%.

Saham HRTA sempat menyentuh batas tertinggi di level 450. Pada perdagangan hari ini, saham HRTA mengalami transaksi sebanyak 19.569 kali.

Perusahaan produsen dan penyedia perhiasan emas ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (21/6). Dalam proses IPO, saham HRTA mengalami oversubscribe berdasarkan pooling sampai 5,24 kali.

Penjatahan dilakukan dengan komposisi alokasi 8% kepada investor internasional dan 92% untuk investor domestik. Oversubscribe ini didominasi oleh investor institusi seperti lembaga aset manajemen, asuransi, dan dana pensiun.

HRTA memprioritaskan investor long term atau jangka panjang sebagai pembeli saham, sesuai dengan bidang usaha perusahaan yang merupakan bisnis jangka panjang. Dalam IPO ini, Hartadinata menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi, yaitu Mandiri Sekuritas, MNC Sekuritas, dan RHB Sekuritas.

Total saham yang ditawarkan Hartadinata kepada publik yakni 1,1 miliar saham. Seluruhnya merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham. Jumlah ini menjadi ekuivalen dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan HRTA setelah IPO.

Saham HRTA memiliki harga penawaran Rp 300 per saham. HRTA menghimpun dana dari IPO sebesar Rp 330 miliar, yang rencananya akan digunakan separuhnya untuk membayar pinjaman modal kerja. Sebanyak 42% untuk pembelian bahan baku, 6% untuk pembelian mesin, dan 2% untuk pembentukan dan penerapan aplikasi sistem e-commerce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×