kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar volatil, global bond pilihan pendanaan yang tepat bagi emiten


Selasa, 08 Mei 2018 / 21:20 WIB
Pasar volatil, global bond pilihan pendanaan yang tepat bagi emiten
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang semakin loyo ditambah sentimen global membuat pasar menjadi lebih volatil dalam beberapa waktu belakangan ini. Pilihan instrumen pendanaan emiten pun menjadi lebih terbatas. Namun demikian, beberapa emiten masih berniat untuk menerbitkan global bond.

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, ketika pasar saham tertekan, pasar obligasi justru diminati investor. Sebagai contoh, ketika bursa negara-negara emerging markets sedang mengalami tekanan yang menyebabkan capital outflow, justru yield obligasi Amerika Serikat menguat.

Nafan mengatakan, saat ini, merupakan saat yang tepat bagi emiten untuk mencari pendanaan melalui global bond.
Apalagi, asing mengalihkan sebagian besar instrumennya ke obligasi.

Menurutnya, memang ada tantangan dari yield obligasi Amerika Serikat, lantaran ada wacana kenaikan tingkat suku bunga AS secara agresif. Namun, setidaknya dengan penerbitan obligasi yang bertujuan untuk ekspansi bisnis maupun refinancing utang, diharapkan akan membawa manfaat bagi peningkatan kinerja perusahaan ke depan.

Apalagi, saat ini situasi dan kondisi kredit utang Indonesia masih positif, setelah Fitch Rating maupun S&P menaikkan rating Indonesia.

William Siregar, Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas menilai, perlemahan rupiah tak punya pengaruh banyak terhadap penerbitan obligasi. Hal ini lantaran biasanya rate obligasi cenderung mengambang dan menyesuaikan dengan tingkat suku bunga.

Menurut William, apabila bank menaikkan suku bunga untuk menyesuaikan rupiah, hal ini berdampak positif bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan kupon flat. "Begitu juga sebaliknya, jika sifatnya floating, akan merugikan perusahaan," kata William, Selasa (8/5).

William menilai, hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada pernerbitan obligasi dengan skala global.

Saat ini, beberapa emiten berniat menerbitkan global bond seperti MEDC dan GIAA. Menurut Nafan, MEDC menarik untuk trading jangka pendek dengan target harga sebesar Rp 1.220 per saham, sementara untuk GIAA direkomendasikan wait and see terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×