kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar tak kondusif, IPO dan rights issue masih berisiko


Senin, 14 Mei 2018 / 18:27 WIB
Pasar tak kondusif, IPO dan rights issue masih berisiko
ILUSTRASI. Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja IHSG cenderung melemah belakangan ini akibat minimnya sentimen positif. Pada kondisi seperti sekarang, melakukan penggalangan dana lewat skema penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO) maupun right issue disinyalir masih berisiko.

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menilai, kondisi pasar yang tak kondusif menghambat penyerapan saham IPO maupun rights issue. Kondisi ini diperparah dengan IHSG yang masih stagnan berada di posisi 5000-an sejak tiga tahun terakhir.

"Kondisi IHSG saat ini sebenarnya masih stagnan, sejak lima tahun terakhir, agak susah kalau mau jualan saham IPO," ujar Teguh, Senin (14/5).

Sejak tahun 2013, praktis tak ada IPO yang mampu menyerap dana publik dalam jumlah besar. Saat ini jumlah emiten yang menggelar IPO lebih banyak, namun jumlah nilai emisi hanya naik tipis.

Mengutip data  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak awal tahun hingga 20 April 2018, nilai emisi IPO yang dilakukan perusahaan naik tipis menjadi Rp 986,09 miliar, dari nilai emisi tahun lalu sejumlah Rp 981,68 miliar.

Jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada periode yang sama hanya tiga perusahaan dengan nilai emisi Rp 851,04 miliar. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu, total nilai emisi hasil rights issue mencapai Rp 9,49 triliun.

Teguh bilang, kondisi ini menunjukkan pasar masih menunggu sinyal perbaikan fundamental ekonomi. "Kalau nilai rights issue juga turun, bukan hanya investor publik, tapi para pemillik perusahaan belum berani menambah modal untuk ekspansi, mereka masih wait and see terkait kondisi politik-ekonomi," papar Teguh.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe menyebut, kondisi pasar yang kurang kondusif menjadi pertimbangan emiten melakukan aksi penggalangan dana. Maklum, IHSG masih dalam tren pelemahan dalam beberapa minggu terakhir. "Saat IHSG turun, jika tetap IPO atau rights issue, cukup berat karena tidak terserap, maka sebaiknya ditunda saat IHSG bullish," tuturnya.

Kiswoyo menambahkan, kondisi terbaik untuk melakukan penggalangan dana lewat IPO maupun rights issue saat IHSG berada di kisaran 6.250 hingga 6.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×