kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar merespon negatif persoalan Bukopin


Rabu, 02 Mei 2018 / 14:15 WIB
Pasar merespon negatif persoalan Bukopin
ILUSTRASI. Petugas Teller Melayani Nasabah di Bank Bukopin


Reporter: Dede Suprayitno, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor saham merespons negatif kabar tak sedap dari PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Harga saham BBKP, pada Senin (30/4) lalu, ditutup anjlok 8,55% menjadi Rp 428 per saham. Angka tersebut merupakan harga terburuk saham BBKP dalam lima tahun terakhir.

Kisruh BBKP bermula saat bank ini merevisi laporan keuangan tahun 2016 dengan perubahan signifikan. Revisi itu baru dilaporkan dalam laporan keuangan tahun 2017 yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, pekan lalu.

Ada beberapa pos perubahan dalam laporan keuangan tahun 2016 yang direvisi. Misal, pos pendapatan provisi dan komisi lainnya. Pada laporan keuangan 2016, BBKP melaporkan pendapatan provisi dan komisiĀ  lainnya sebesar Rp 1,059 triliun, naik 18,46% dari tahun 2015.

Namun di laporan keuangan 2017 tercatat pendapatan provisi dan komisi lainnya pada tahun 2016 hanya Rp 317,88 miliar. Jumlah tersebut berkurang Rp 743 miliar dari laporan keuangan tahun 2016.

Manajemen juga merevisi laba bersih 2016, dari semula Rp 1,09 triliun menjadi hanya Rp 183,53 miliar. Tak cuma bottom line, beberapa variabel lain berubah signifikan.

Dalam catatan 51 laporan keuangan BBKP, bank milik PT Bosowa Corporindo ini memberikan dua alasan kenapa kembali menyajikan laporan keuangan konsolidasi periode 2016.

Pertama, adanya piutang kartu kredit bank yang disebabkan oleh modifikasi kartu kredit tertentu. Kedua, soal pembiayaan/piutang syariah BSB terkait penambahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai debitur tertentu.

Pengamat pasar modal, Teguh Hidayat berasumsi perubahan beberapa variabel di laporan keuangan BBKP kemungkinan dari Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan bank khawatir adanya kredit macet.

Dari sini, investor publik BBKP jadi pihak yang paling nahas. Harga saham BBKP sudah rontok. "Sebaiknya investor menghindari terlebih dulu saham Bank Bukopin," kata Teguh ke KONTAN, Selasa (1/5). Adapun ROE BBKP juga cuma 15%.
Menurut Teguh, perlindungan bagi investor publik yang sudah telanjur masuk ke saham BBKP agak sulit. Kejadian kali ini menjadi salah satu risiko investasi di pasar saham.

Di sisi lain, Teguh melihat, OJK dan BEI baru akan memberikan perlindungan jika ada unsur manipulasi harga saham, atau rights issue BBKP di harga bawah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menentukan sikap atas hal ini. BBKP sudah menemui BEI, Senin (30/4).

Tapi, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat enggan memaparkan isi pertemuan.BEI minta BBKP memberi keterbukaan ke pasar. "BBKP akan memberi penjelasan terlebih dulu, kami tunggu info dari mereka," kata Samsul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×