kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar labil, produk syariah jadi pilihan


Selasa, 25 November 2014 / 07:20 WIB
Pasar labil, produk syariah jadi pilihan
ILUSTRASI. Manfaat kulit manggis bisa sebagai sumber antioksidan yang dapat melawan berbagai penyakit.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Minat investor membiakkan dana di reksadana syariah semakin besar. Ini terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah bulan Oktober 2014 yang mengalahkan pertumbuhan reksadana konvensional.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Oktober 2014, dana kelolaan reksadana syariah Rp 10,26 triliun. Jumlah ini meningkat 9,38% dibanding bulan sebelumnya. Pertumbuhannya lebih tinggi dibanding pertumbuhan dana kelolaan reksadana konvensional yang naik 6,68% menjadi Rp 213,99 pada periode yang sama. Jumlah dana kelolaan reksadana syariah itu setara 4,58% dari total dana kelolaan reksadana per Oktober yang mencapai Rp 224,26 triliun. Ini porsi kelolaan syariah tertinggi sepanjang tahun 2014.

Pertumbuhan dana kelolaan syariah ini dibarengi bertambahnya dua produk reksadana syariah anyar pada Oktober lalu. Jadi, total jumlah produk syariah menjadi 68 produk. Direktur Utama Sinarmas Asset Management Hermawan Hoesein mengaku, perusahaannya menjadi salah satu yang menorehkan pertumbuhan dana kelolaan syariah. Per Oktober, dana kelolaan reksadana syariah Sinarmas-AM senilai Rp 128,79 miliar, naik 24% dari September.

“Bahkan, kini, totalnya sudah Rp 140 miliar,” ungkap Hermawan, Senin (24/11). Pemicu pertumbuhan dana kelolaan lebih karena meningkatnya minat investor membeli unit penyertaan (subscription) ketimbang akibat kenaikan nilai aset dasar. Ia menduga, investor masuk karena ingin memanfaatkan peluang kenaikan pasar saham akhir tahun nanti. Namun, agar portofolio investor terdiversifikasi, pilihannya ke reksadana jenis syariah beraset dasar saham.

Data OJK menunjukkan, pada Oktober lalu dana kelolaan reksadana saham syariah naik 16,8%. Bersifat defensif Research Analyst Infovesta Utama Yosua Zisokhi menilai, kenaikan dana kelolaan reksadana syariah yang cukup tinggi lebih karena subscription. "Logikanya, aset dasar selama Oktober sulit tumbuh. Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 0,93%," jelasnya.

Menurut dia, produk syariah menjadi pilihan, karena termasuk jenis defensif. Apalagi, di tengah pasar yang rentan terkoreksi pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain, masih ada kemungkinan pasar modal kembali bullish akibat window dressing menjelang akhir tahun. "Makanya, reksadana syariah paling tepat dikoleksi agar mendapat efek defensif namun sekaligus tidak menutup peluang memanfaatkan skenario penguatan pasar di akhir tahun" ujarnya.

Memasuki tahun 2015, pasar modal akan menghadapi tantangan kenaikan suku bunga The Fed. Namun menurut Yosua, investor bisa tetap mengoleksi reksadana syariah, karena sifatnya yang cukup defensif di tengah kondisi ekonomi belum normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×