kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar koreksi, IPO di bursa diyakini masih tetap prospektif


Selasa, 06 Februari 2018 / 23:48 WIB
Pasar koreksi, IPO di bursa diyakini masih tetap prospektif
ILUSTRASI. Logo Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok lebih dari 2% pada sesi I perdagangan Selasa (6/2). Beruntung, hingga penutupan perdagangan sesi II penurunan mulai tertahan sehingga indeks hanya kehilangan 111 poin atau setara 1,69% ke level Rp 6.478,54.

Anjloknya indeks berbarengan dengan sejumlah nama calon emiten yang bakal mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setidaknya ada sekitar 10 calon emiten yang bakal listing semester I tahun ini dan menggunakan buku Desember sebagai dasar valuasinya.

Meski demikian, pasar yang terkoreksi cukup dalam hari ini tak mengurangi prospek perhelatan initial public offering (IPO) yang akan berjalan. "Kondisi pasar primer dan sekunder itu dua hal yang berbeda," ujar Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).

Penurunan yang terjadi di pasar sekunder, sedangkan IPO fokus di pasar primer. Di pasar primer, valuasi calon emiten dititik beratkan pada fundamental emiten, tanpa mempertimbangkan kemampuan pergerakan saham atau kondisi pasar sekunder.

Porsi IPO juga jadi faktor yang cukup mempengaruhi di pasar ini. Secara umum, porsi di atas Rp 250 miliar bakal banyak diincar oleh investor institusi. Sebab, dengan porsi tersebut, mereka berpeluang lebih besar untuk menyerap saham baru lebih banyak.

"Tapi memang tidak ada patokan porsi khusus karena setiap bisnis punya kebutuhan dana yang berbeda," jelas analis Artha Sekuritas Frederik Rasali.

Jika sudah masuk ke pasar sekunder, barulah mekanisme pasar sangat mempengaruhi. Kendati demikian, kondisi pasar sekunder yang seperti hari ini (6/2) masih bisa dikompensasi dengan valuasi saham, salah satunya menawarkan price earning ratio (PER) yang lebih murah.

"Pricing sangat penting. Yang tak kalah penting juga komunikasi dari emiten. Harus ada cerita supaya sahamnya juga likuid di pasar sekunder," jelas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×