kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar cemas, yen cenderung menguat


Rabu, 18 Agustus 2010 / 07:45 WIB
Pasar cemas, yen cenderung menguat


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meningkatnya Kecemasan terhadap pemulihan ekonomi global semakin mendongkrak posisi yen. Mata uang Jepang ini menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia, seperti dolar dan euro.

Kemarin, hingga pukul 15.00 WIB, yen diperdagangkan di Y 85,25 per dolar, atau menguat 1,1% dari posisi akhir pekan (13/8), di Y 86,20 per dolar. Bahkan, pada 11 Agustus lalu yen sempat menyentuh Y 84,73 per dolar, posisi terkuat sejak Juli 1995.

Ekonom Standard Chartered, Erick Alexander menilai, penguatan yen saat ini seiring jatuhnya dolar dan euro. Perekonomian AS masih bergerak ke pemulihan, sementara perekonomian Eropa masih mengkhawatirkan. "Sehingga investor global mengalihkan investasi ke pasar Asia dan emerging market, sebab return lebih tinggi dan pertumbuhan ekonominya lebih suistanable," sebutnya.

Sementara, analis Indosukses Futures, Herry Setyawan, menyebut pemicu utama penguatan yen karena kecemasan pelaku pasar terhadap ekonomi global mendorong derasnya arus investasi kembali ke Jepang. Menurutnya, dalam ekonomi yang bagus, investor Jepang menginvestasikan dananya di luar negeri. "Tapi, ketika ekonomi tidak menentu saat ini, pasar khawatir, sehingga menarik kembali dananya ke Jepang, memegang kas dalam bentuk yen, makanya yen menguat," urai Herry.

Herry memperkirakan, baik jangka pendek maupun menengah, yen akan menguat. Prediksinya, jangka pendek, yen bergerak di Y 80- Y 82 per dolar.

Erick berpandangan pemerintah Jepang kemungkinan besar tidak akan menggunakan kebijakan yang konfrontatif dengan cara melemahkan yen di tengah lemahnya ekonomi global. Jepang akan menahan depresiasi yen karena bersama G20 terikat komitmen ekonomi politik, sepakat tidak menerapkan strategi proteksionisme agar tidak menganggu pemulihan ekonomi global.

"Jepang juga akan mendapat tekanan dari AS, karena bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi AS jika yen depresiasi," sebutnya. Maka, baik jangka pendek maupun menengah, Erick memperkirakan Yen akan menguat. Tapi, peluang koreksi sesaat mungkin terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×