kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pantau dividen bercuan besar


Kamis, 26 April 2018 / 08:21 WIB
Pantau dividen bercuan besar
ILUSTRASI. RUPS Baramulti Suksessarana


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim bagi-bagi dividen masih berlanjut. Sejumlah emiten merencanakan pembagian dividen dalam waktu dekat. Di antaranya ada PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Analis menyatakan dividen yang dibagikan para emiten ini cukup menarik. "Kalau kita lihat, beberapa emiten seperti ADRO, UNTR, POWR dan beberapa emiten mencatatkan kinerja bagus tahun lalu," kata Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest Sekuritas, pada KONTAN, Rabu (25/4).

Sejumlah emiten bahkan membagi dividen dengan yield cukup tinggi. Ambil contoh PT Cikarang Listrindo Tbk. Emiten yang sahamnya ditransaksikan di bursa dengan kode POWR ini berencana membagi dividen senilai Rp 45,98 per saham.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga POWR mencapai Rp 1.150 per saham. Bila dihitung berdasarkan harga penutupan tersebut, maka yield dividen saham ini mencapai 4%. Sekadar mengingatkan, biasanya dividen dengan yield di atas 2,5% dianggap menarik diincar.

PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) bahkan membagi dividen dengan yield mencapai 8,44% bila dihitung berdasarkan harga penutupan saham kemarin, yakni Rp 2.800 per saham. Nilai dividen yang dibagi mencapai Rp 236,29.

Risiko likuiditas

Jadi, dividen dengan yield di atas 2,5% menarik diburu. Sementara analis menilai dividen yang di bawah itu kurang menarik diburu, terutama bila sahamnya kurang likuid. Contohnya dividen KAEF, ABDA dan MFMI. "MFMI, KAEF dan ABDA termasuk high risk by liquidity," kata Aditya.

Selain itu, investor perlu memperhatikan tren pergerakan harga saham bila ingin mengoleksi saham pemberi dividen. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menuturkan, saat ini pelaku pasar mengkhawatirkan sentimen global, sehingga bursa cenderung tertekan.

Meski begitu, Yaki menilai kondisi ini hanya sentimen sesaat. IHSG bisa naik bila kinerja emiten kuartal I positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×