kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak mentah tertekan cadangan minyak AS


Rabu, 22 Maret 2017 / 20:41 WIB
Minyak mentah tertekan cadangan minyak AS


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kembali mengalami koreksi. Pergerakan harga komoditas energi ini tertekan sentimen negatif dari kenaikan produksi dan cadangan minyak Amerika Serikat. Bahkan diperkirakan trend pelemahan ini masih akan terus berlanjut hingga tengah tahun.

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/3) pukul 17.10 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2017 tercatat koreksi 1,47% ke level US$ 47,56 per barel. Namun jika dibandingkan sepekan sebelumnya pelemahannya sudah mencapai 3,69%.

Menurut Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures kondisi ini terjadi karena tekanan peningkatan cadangan minyak mentah AS. Meski kini beberapa negara penghasil minyak dan OPEC tengah menjalankan program pemangkasan produksi, tetapi investor sepertinya masih tetap khawatir akan terjadinya peningkatan pasokan minyak mentah global.

“Kalau AS menargetkan penambahan produksi sampai akhir tahun 2017 menjadi 9 juta barel sementara pemangkasan OPEC cuma sampai pertengahan tahun artinya pasokan pasti akan bertambah,” paparnya kepada KONTAN, Rabu (22/3).

American Pertroleum Institute (API) merilis sepanjang pekan lalu cadangan minyak meningkat 4,5 juta barel ke level 533,6 juta barel. Kemudian US Energy Information Administration (EIA) juga memperkirakan hal serupa.

Walaupun kepastian hasilnya baru akan disampaikan pada Rabu (22/3) malam, tetapi ia sudah memperkirakan dalam pekan yang berakhir 17 Maret terjadi peningkatan cadangan minyak sekitar 3 juta barel menjadi 531,2 juta barel.

Penambahan stok minyak negeri Paman Sam itu juga semakin diperparah lantaran sampai saat ini OPEC masih belum juga memberikan kepastian terkait rencana melanjutkan pemangkasan produksinya.

Kata Deddy wacana tanpa kejelasan itu mendorong kekhawatiran pelaku pasar. “Penurunan produksi di Irak pun akhirnya menjadi tidak berpengaruh,” timpalnya.

Padahal kabar penurunan produksi negara penghasil minyak kedua terbesar itu seharusnya bisa menjadi sentimen positif yang mengangkat harga. Produksi minyak mentah Irak bulan Februari diperkirakan turun 115 ribu barel per hari ke level 4,43 juta barel per hari atau berkurang 2,5% dibanding bulan Januari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×