kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak kembali menguat menuju US$ 58 per barel


Rabu, 13 Desember 2017 / 18:08 WIB
Minyak kembali menguat menuju US$ 58 per barel


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali menguat menuju US$ 58 per barel setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun di minggu keempat.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/12) pukul 15.26 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Januari 2018 di New York Mercantile Exchange menguat 0,91% ke level US$ 57,66 per barel dibanding sehari sebelumnya setelah jatuh 1,5% pada Selasa (12/12).

American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak AS pekan lalu turun 7,38 juta barel. Sementara data resmi dari pemerintah akan dirilis malam ini dengan proyeksi cadangan minyak AS akan turun.

Dalam pernyataannya, API menyebut International Energy Agency (IEA) tidak perlu bertindak setelah adanya penutupan jaringan pipa Laut Utara karena pasokan di pasar masih cukup.

Minyak menuju kenaikan tahunan kedua setelah organisasi negara pengekspor yang tergabung dalam OPEC serta Rusia sepakat memperpanjang pembatasan produksi hingga akhir 2018. Sementara dalam laporan bulanannya, Energy Information Administration (EIA) menyatakan, output minyak AS tahun depan akan mencapai rata-rata 10,02 juta barel per hari, atau di atas proyeksi pada November lalu yakni 9,95 juta barel per hari.

"Kita sedang berada pada rentang dimana kita berharap harga akan stabil tahun depan," kata Daniel Hynes, seorang analis di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Sydney kepada Bloomberg.

Menurut perkiraan median dalam survei Bloomberg, stok minyak mentah AS mungkin turun sebesar 2,89 juta barel pekan lalu, sebelum laporan EIA malam ini (13/12). Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak WTI dan pusat penyimpanan minyak AS terbesar, kemungkinan turun 2,5 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×