kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak anjlok 5,4%, bursa AS tak bertenaga


Kamis, 09 Maret 2017 / 05:25 WIB
Minyak anjlok 5,4%, bursa AS tak bertenaga


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham di bursa Amerika Serikat ditutup melorot pada transaksi perdagangan kemarin (8/3). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,33% menjadi 20.855,73. Saham Caterpillar menjadi saham dengan penurunan terdalam. Sementara, saham Wal Mart berhasil menduduki posisi top gainers.

Adapun indeks S&P 500 turun 0,23% menjadi 2.362,98. Sektor energi memipin penurunan tujuh sektor. Dan sektor barang konsumen memiliki performa yang paling baik semalam.

Sedangkan indeks Nasdaq naik 0,06% menjadi 5.837,55.

Dalam setiap tiga saham yang turun, terdapat satu saham yang naik di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan semalam melibatkan 889,30 juta saham dan volume transaksi gabungan mencapai 3,893 miliar saat penutupan market.

Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab memerahnya Wall Street, seperti anjloknya harga minyak dan penantian investor mengenai dirilisnya data tenaga kerja AS.

Asal tahu saja, harga minyak AS anjlok 5,38% menjadi US$ 50,28 per barel. Kondisi ini terjadi setelah data Energy Information Administration menunjukkan adanya kenaikan cadangan minyak sebesar 8,2 juta barel pada pekan lalu.

"Data ini pastinya menjadi sentimen negatif untuk jangka pendek. Jika Anda adalah investor saham di AS, Anda tidak akan menempatkan dana di sektor energi karena jumlah cadangan minyak sangat kritis di titik ini," jelas Tamar Essner, energy analyst di Nasdaq.

Dia juga menyatakan pernyataan dari Arab Saudi pada awal pekan ini atas pemangkasan produksi juga menekan harga komoditas. "Adanya perntanyaan-pertanyaan ini menyebabkan minyak kembali menyentuh US$ 50," paparnya.

Sedangkan Eric Aanes, president and founder Titus Wealth Management mengungkapkan, keseimbangan harga minyak berada di level US$ 45-US$ 55 per barel.

"Secara personal, saya ingin harga minyak naik lagi. Namun mengingat adanya kejadian politik di Timur Tengah, saya rasa harga minyak akan tetap berada di kisaran ini," ujar Aanes.

Sementara, dari sisi data makroekonomi, tenaga kerja sektor swasta mencatatkan penambahan sebesar 298.000 lapangan kerja pada bulan lalu. Pencapaian ini jauh lebih baik dari polling Reuters sebesar 190.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×