Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Emiten farmasi, PT Merck Tbk, terus memperkuat pasar ekspor. Kali ini perseroan ini merambah pasar Timur Tengah dan Afrika. Untuk mendukung ekspansinya ke pasar ekspor baru, emiten dengan kode MERK ini akan meningkatkan kapasitas produksi dan memperbaharui mesin pabrik.
Saat ini, MERK telah mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Asia Tenggara, Panama, Yunani, Turki, dan Srilanka. Tahun lalu, pasar ekspor menopang 37% terhadap pendapatan perusahaan tersebut. Sedangkan penjualan dalam negeri berkontribusi 63% terhadap total pendapatannya.
Direktur Utama MERK Martin Feulner, menyatakan, pabrik Merck saat ini berada di daerah Pasar Rebo, Jakarta. Penambahan kapasitas pabrik telah dilakukan sejak tahun 2015 dan ditargetkan akan rampung pada 2018.
Dengan begitu, perseroan ini memungkinkan untuk memperluas pasar ke Asia, Timur Tengah dan Afrika. "Sepanjang 2015-2018, perseroan akan menyelesaikan dua proyek besar, yaitu investasi di bidang renovasi bangunan pabrik dan instalasi mesin-mesin baru. Hal ini untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan sejalan dengan ekspansi pasar," ujar Martin melalui pesan tertulis kepada KONTAN, Rabu (25/4).
Lebih lanjut Martin memaparkan, pada tahun 2015 perusahaan telah merenovasi tahap I yaitu menambah dan memperbaharui area teknis. Seluruh renovasi ini memakan biaya hingga Rp 20 miliar.
Tahun 2016, MERK melakukan renovasi tahap II yaitu pembangunan utilitas seperti menambah daya listrik, pipa, kabel, panel dan pompa yang dipasang di area teknis yang telah dibangun pada 2015. Renovasi ini menelan dana investasi Rp 25 miliar.
Tahun 2017, MERK akan merenovasi pabrik tahap III. Renovasi itu meliputi area produksi solid, pengemasan, serta loker karyawan. Selain itu akan melakukan renovasi instalasi dan finalisasi fasilitas mesin yaitu fluid bed, granulator, high shear mixer, dan film coating. "Tahun 2018 itu tahap akhir. Kami akan merenovasi area liquid serta menambah satu line baru jalur produksi liquid," katanya.
Target 2017
Tahun 2016, penjualan MERK tumbuh 5% menjadi Rp 1,03 triliun dari tahun sebelumnya Rp 983 miliar. Laba bruto naik 9% menjadi Rp 496 miliar dan laba bersih MERK naik 7,9 menjadi Rp 153,8 miliar. "Target pertumbuhan penjualan tahun ini double digit dan melebihi pertumbuhan pasar," kata Martin.
Tahun kemarin, divisi consumer health berhasil tumbuh 11,2%. Pertumbuhan ini dapat meningkatkan kontribusi ke total pendapatan dari 46% menjadi 49%. Beberapa produk consumer health yang menjadi andalan dan memimpin pasarnya masing-masing seperti Neurobin, Sangobion dan Illiadin. Pengembangan Sangobion Vita-Tonik menjadi pemicu kenaikan segmen ini.
Untuk divisi biopharma, kontribusi pendapatannya terbilang stagnan sebesar 42%. Keikutsertaan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menyumbangkan 20% dalam penjualan segmen ini.
Untuk mendorong penjualan segmen biopharma, MERK akan meningkatkan penjualan pada program JKN, yaitu dengan menambah item obat. Tahun ini MERK menargetkan memenangkan tender untuk tujuh item obat dari tahun lalu lima item obat.
Divisi biopharma saat ini beroperasi melalui primary care, specialty care, dan merek-merek yang sudah kuat di pasar. Lini bisnis primary care fokus pada resep oral untuk penyakit kronis. Sedangkan lini bisnis specialty care ditujukan untuk kasus-kasus tertentu.
Karena produk biopharma sudah memimpin pasar, fokus divisi ini membidik perawat kesehatan profesional. Cara ini bertujuan untuk memperluas pasar. Strateginya yaitu meningkatkan penetrasi ke pasar strategis atau bidang terapi, memperkuat operasional dan membangun portofolio obat umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
