kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengukur keindahan potensi laba di investasi lukisan


Sabtu, 10 Maret 2018 / 16:38 WIB
Mengukur keindahan potensi laba di investasi lukisan
ILUSTRASI. Lelang lukisan Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda ingin berinvestasi lukisan? Tampaknya, sekarang saat yang tepat untuk memulainya. Prospek pasar barang seni ke depan diperkirakan bakal positif.

Menurut temuan Artprice, bank data untuk pasar seni dunia, nilai lelang barang seni dunia tahun lalu tumbuh sekitar 20%. Sebagai perbandingan, di 2015 nilai lelang merosot 10% dan merosot 23% lagi di tahun 2016.

Membaiknya pasar seni ini membuka peluang investasi barang seni. Menurut hitungan Indeks Harga Barang Seni Global, yang disusun Artprice berdasarkan harga lelang, harga barang seni sudah naik sekitar 36% sejak 2000.

Ini memang masih lebih rendah dari kenaikan indeks S&P 500 di periode yang sama, yang mencapai 86%. Tapi ini lebih baik bila dibandingkan indeks FTSE 100 yang cuma naik 2% dan indeks CAC 40 di Prancis yang turun 19% di periode yang sama.

Sejumlah harga barang seni bahkan bisa naik puluhan ribu persen. Misal, lukisan Jim Crow karya Jean-Michel Basquiat. Saat lelang di 1992, harga lukisan ini US$ 136.367. Tahun lalu, harga lukisan ini sudah US$ 17,68 juta, atau naik sekitar 12.865,70%.

Harga lukisan tertentu malah naik kurang dari satu tahun. Contoh, lukisan Mauro Malang Santos yang berjudul Untitled (The Jubilee Quadriptych). Di September tahun lalu, lukisan ini dilelang US$ 76.163. Pada lelang Desember, harga lukisan ini naik 28,17% jadi US$ 97.621.

Agus Dermawan, kurator dan kolektor lukisan, mengaku seni lukis masih memiliki nilai jual tinggi. Bahkan, jarang ada lukisan yang harganya turun sewaktu dijual. Dari dahulu mengoleksi karya seni lukis itu potensi keuntungannya selalu ada, kata dia, Jumat (9/3).

Tentu, tidak sembarang lukisan yang bisa jadi sarana investasi. Amir Sidharta, Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer, menyebut, lukisan tersebut harus dibuat oleh seniman yang memiliki derajat tinggi dan berpengaruh besar dalam dunia seni.

Amir menilai peran seorang seniman akan mempengaruhi harga karyanya. Harga lukisan lama seniman bisa naik berkali lipat setelah dia jadi tenar. "Pola kenaikan harga seperti ini terus terjadi," kata dia.

Agus mencontohkan lukisan Hendra Gunawan, seniman yang sudah wafat 1983 silam. Di 1978, salah satu lukisan Hendra cuma dihargai Rp 2 juta. Namun dalam lelang di 2016, harga lukisan tersebut terjual Rp 65 miliar.

Riset Artprice juga menyebut, barang seni yang harganya di kisaran US$ 200.000–US$ 1 juta paling menarik buat investasi. Dalam waktu 9,4 tahun, barang seni di level ini bisa memberi laba disetahunkan sekitar 9,4%.

Sementara return disetahunkan barang seni di kisaran harga US$ 10.000–US$ 50.000 cuma 5,5%, dengan waktu investasi 11,3 tahun. Barang seni dengan harga di atas US$ 1 juta memberi return disetahunkan 6,6% lewat investasi selama 8,6 tahun.

Anda tertarik? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×