kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengail return maksimal dari konsumsi


Selasa, 30 September 2014 / 08:13 WIB
Mengail return maksimal dari konsumsi
ILUSTRASI. Cara merangkai bunga di vas seperti ahli.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, sektor konsumsi di Indonesia tumbuh pesat. Kinerja emiten di sektor usaha berbasis konsumsi ikut terkerek. Sejumlah manajer investasi (MI) memanfaatkan potensi ini dengan menerbitkan reksadana tematik konsumsi.

Salah satunya adalah PT Trimegah Asset Management yang menawarkan reksadana saham tematik konsumsi bernama TRAM Consumption Plus. Produk ini sudah beredar sejak 5 Mei 2011 silam. Presiden Direktur Trimegah Asset Management Denny Thaher melihat, sektor konsumsi bakal tumbuh pesat mengingat jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa.

“Sektor konsumsi akan tetap memegang peranan penting pada perekonomian masa mendatang," kata Denny. Dengan populasi terbesar keempat di dunia dunia serta besarnya jumlah usia muda, perekonomian tumbuh cepat. Sektor konsumsi di Indonesia menurut Denny juga memiliki sejarah pertumbuhan pendapatan riil yang tinggi dibandingkan dengan negara lain.

Sesuai tema, produk reksadana saham ini menerapkan strategi portofolio berupa 75% hingga 80% dana kelolaan di efek saham berbasis konsumsi. Definisi emiten berbasis konsumsi adalah perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang dipakai langsung pengguna akhir (end user).

“Memenuhi persyaratan ini adalah sektor barang konsumsi (primer dan sekunder), kesehatan, telekomunikasi, keuangan, dan properti,” jelas Denny. Adapun alokasi portofolio lain, yakni antara 5% hingga 20%, diputar pada saham-saham berkapitalisasi kecil maupun menengah (small cap dan medium cap).

Selain itu, TRAM Consumption Plus menginvestasikan sebagian kecil dana pada sektor non-konsumsi yang prospektif dan memiliki valuasi fundamental menarik. Inilah maksud dari penamaan “Plus” pada produk ini. Plus berarti sebagian aset dasar bisa ditempatkan pada efek saham non-konsumsi.

Dengan strategi itu, Denny mengatakan, reksadana TRAM Consumption Plus cocok bagi investor dengan karakteristik risk taker dengan horizon investasi minimal lima tahun. Kinerja reksadana ini cukup menggembirakan. Sejak akhir tahun 2013 hingga 26 September 2014 (year to date/ytd), produk ini telah memberi imbal hasil kepada nasabahnya 24,26%.

TRAM Consumption Plus sukses mengalahkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dalam rentang waktu sama hanya naik 20,08%. Denny bilang, Trimegah Asset Management selalu memberi target kinerja TRAM Consumption Plus sekitar 2% di atas IHSG.

Menurut fund fact sheet TRAM Consumption Plus per Agustus 2014, saat ini nilai total dana kelolaan produk ini sebesar Rp 160,87 miliar. “Kami percaya dengan performance yang baik dan stabil akan mampu meningkatkan kepercayaan investor dalam bentuk pertumbuhan dana kelolaan di masa mendatang,” terang Denny.

Meskipun begitu, menurut kalkulasi analis PT Infovesta Utama Yosua Zisokhi, kinerja sektor konsumsi per 26 September 2014 secara year to date masih di bawah kinerja IHSG. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, dalam kurun waktu tersebut kinerja sektor konsumsi hanya sebesar 19,63%.

“Dengan demikian ada potensi produk ini sulit mengejar target kinerja di atas IHSG pada sisa tahun 2014 ini,” ujar Yosua. Namun hal tersebut bisa disiasati dengan strategi portofolio masuk ke sektor saham selain konsumsi.

Menurut Yosua, dengan bantuan sektor lain seperti properti dan keuangan, peluang reksadana ini mencapai target kinerja di akhir tahun bisa diraih. Secara umum Yosua melihat, sektor konsumsi masih memiliki prospek yang cerah. Ia menilai, Indonesia cukup kuat di sektor ini karena perekonomian yang terus tumbuh. “Apalagi tahun ini Indonesia masih masuk 10 besar negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi,” kata Yosua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×