kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membedah mesin pendorong Astra


Kamis, 05 Oktober 2017 / 08:58 WIB
Membedah mesin pendorong Astra


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) berhasil membukukan kinerja positif pada semester I-2017. Di periode tersebut, pendapatan emiten ini tumbuh 11,1% year on year (yoy) jadi Rp 98,03 triliun. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 31,5% yoy menjadi Rp 9,36 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi dalam riset 1 Agustus 2017 mengatakan, kinerja ASII positif berkat solidnya unit bisnis. Unit bisnis pendongkrak kinerja ASII adalah emiten alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten jasa keuangan PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan emiten agribisnis PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

"Segmen alat berat menikmati kenaikan harga acuan batubara dunia sehingga pertumbuhan laba UNTR naik 83% yoy," tulis Akhmad.

Kinerja ASII makin kinclong karena BNLI meraih laba bersih Rp 621 miliar pada semester I-2017. Di periode yang sama tahun sebelumnya, BNLI menderita kerugian bersih hingga Rp 836 miliar. Sementara itu, AALI mendapatkan keuntungan dari kenaikan produksi serta harga jual rata-rata minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

Namun Akhmad mencatat, segmen otomotif sebagai penyumbang terbesar laba ASII hanya tumbuh single digit, yakni 9% yoy, di tengah persaingan yang sengit. Sektor otomotif menyumbang 47% dari total pendapatan dan 45% dari total laba bersih ASII di semester I-2017.

Senada, Andrey Wijaya, Analis RHB Sekuritas, mengatakan, penyokong kinerja ASII adalah sektor alat berat yang mendapat katalis positif dari harga batubara. "Bisnis lain ASII masih oke, hanya saja alat berat tumbuh kencang," kata Andrey, Rabu (4/10).

Di sisi lain, Andrey bilang bisnis otomotif ASII sedang menghadapi tantangan dengan munculnya pesaing baru, seperti Mitsubishi (Xpander) dan Wulling Confero. "Terlepas dari potensi ancaman varian baru dari Mitsubishi (Xpander), kami tetap yakin ASII akan mampu mempertahankan pangsa pasarnya," imbuh Akhmad.

Peluncuran beberapa produk baru dari pesaing mengindikasikan sektor otomotif masih akan tumbuh. Meski begitu, Akhmad memperkirakan hal tersebut dapat menekan penjualan roda empat ASII, tapi hanya satu kuartal.

Analis BCA Sekuritas Pandu Anugrah mengatakan adanya tren positif bisnis kendaraan roda dua. Penjualan motor dalam negeri naik 5,2% yoy atau 554.000 unit hingga Agustus 2017. "Sebelumnya penjualan motor menurun berturut-turut selama lima bulan terakhir," kata Pandu dalam riset 22 September 2017.

Andrey memprediksi kinerja ASII tetap positif. Hingga akhir tahun Andrey memperkirakan, pendapatan ASII mencapai Rp 200 triliun dengan laba bersih Rp 19 triliun. Andrey merekomendasikan buy ASII dengan target harga Rp 9.850 per saham.

Di tengah sengitnya persaingan segmen otomotif, Akhmad bilang kinerja positif akan ditorehkan unit bisnis jasa keuangan, alat berat dan agribisnis. Ia merekomendasikan buy ASIIdengan target Rp 9.000 per saham. Pandu merekomendasikan holddengan target Rp 8.300 per saham. Rabu (4/10), harga saham ASII bergerak stagnan di posisi Rp 8.000 sama dibandingkan hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×