kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuknya Adhi Karya ke bisnis properti mendorong margin keuntungan


Jumat, 29 Juni 2018 / 07:38 WIB
Masuknya Adhi Karya ke bisnis properti mendorong margin keuntungan
ILUSTRASI. Progres proyek LRT Jabodebek


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lancarnya pembayaran proyek light rail transit (LRT) membuat kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ciamik. Paling tidak arus kas perusahaan pelat merah ini semakin baik.

ADHI akhirnya berhasil mencatatkan arus kas positif dari aktivitas operasi. Ini karena di awal Maret lalu, perusahaan ini telah menerima pembayaran tahap I proyek LRT Jabodetabek sebesar Rp 3,43 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Selanjutnya, ADHI menerima pembayaran termin kedua senilai Rp 1,8 triliun pada Mei lalu.  "Eksekusi penyelesaian LRT fase I yang on track maupun dari sisi pembayaran akan menjaga kekuatan kas ADHI," kata analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi dalam riset 18 Mei 2018.

Dampak positifnya, laporan keuangan ADHI cemerlang. Tercatat, pada kuartal I-2018, pendapatannya mencapai Rp 3,14 triliun, naik 39% dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya Rp 2,24 triliun.

Laba bersih ADHI pun melesat 282,86% ke posisi Rp 73,28 miliar di akhir Maret lalu. Serupa, arus kas perusahaan ini juga positif, yakni mencapai Rp 2,01 triliun.

Selain berhasil mencetak kinerja ciamik, ADHI juga mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 3,8 triliun hingga April 2018. Tetapi Akhmad memprediksi, kontrak baru ADHI akan turun di akhir 2018. "Tapi hal itu tidak mengganggu laba bersih ADHI, karena penyelesaian sisa pembangunan proyek LRT dan pengakuan nilai burn rate masih ada," kata Akhmad.

Perbesar margin

Sementara itu, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan memperkirakan, pendapatan ADHI tahun ini mayoritas masih akan disokong proyek infrastruktur. "Tantangan bagi ADHI sebenarnya tak hanya sekedar eksekusi di lapangan saja, tapi bagaimana ADHI melakukan manajemen pendanaan yang jauh lebih baik," kata dia.

Maklum, proyek infrastruktur membutuhkan pendanaan cukup besar. Sejatinya, kemampuan pendanaan ADHI masih cukup terbatas.

Apalagi, bisnis yang dijalankan emiten konstruksi, terutama BUMN, biasanya memiliki leverage keuangan yang cukup besar. Guna mengatasinya, ADHI bisa melakukan efisiensi.

Selain itu, kini ADHI mulai menggarap bisnis properti melalui proyek transit oriented development (TOD). "Margin bisa terdongkrak ketika ADHI masuk ke bisnis properti, ini cocok untuk mendorong pembesaran margin perusahaan," kata Alfred.

Ia memperkirakan, meski kontribusi bisnis properti ADHI masih minim di akhir tahun ini, potensi pertumbuhan margin ADHI naik 4,2% hingga akhir tahun. Namun, laba bersih ADHI diperkirakan melesat hingga 60%, dengan pendapatan naik 19%. Ia pun merekomendasikan beli saham ADHI dengan target harga Rp 2.320 per saham.

Sedangkan Akhmad menyarankan beli ADHI dengan target Rp 3.250 per saham. Ricky Ho, analis Bahana Sekuritas merekomendasikan tahan ADHI dengan target harga Rp 1.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×