kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Market masih mencemaskan Trump, bursa Asia memerah


Senin, 23 Januari 2017 / 08:05 WIB
Market masih mencemaskan Trump, bursa Asia memerah


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Pasar saham Asia memerah di transaksi perdagangan pagi ini (23/1). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 08.13 waktu Singapura, indeks ASX 200 Australia tertekan 0,36% setelah sempat dibuka positif. Penyebabnya, sektor industri mencatatkan penurunan terdalam 3,39%.

Perusahaan logistik Brambles anjlok 12,46%, setelah perusahaan memangkas outlook pendapatan dalam enam bulan yang berakhir 31 Desember 2016 akibat kecemasan mengenai operasional bisnis mereka di Amerika Utara.

Perusahaan memprediksi, pertumbuhan penjualan naik 5% dari prediksi sebelumnya 7%-9%. Demikian juga dengan pertumbuhan laba yang dipangkas menjadi 3% dari sebelumnya 9%-11%.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,25% di awal perdagangan seiring dengan penguatan yen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi tampak flat seiring masih kurang kondusifnya kondisi geopolitik negara tersebut. Saham Samsung Electronics naik 0,22%.

Di pasar mata uang, indeks dollar diperdagangkan di posisi 100,63. Saat melawan dollar, yen perkasa ke posisi 113,86. Sedangkan dollar Australia berada di level US$ 0,7562.

Pasar Asia memerah setelah headline berita pada weekend kemarin dipenuhi oleh berita mengenai inagurasi Presiden AS Donald Trump. Termasuk di dalamnya mengenai kemungkinan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dan keluar dari kesepakatan Trans-Pacific Partnership (TPP).

Pemerintahan AS terbaru pada Jumat (20/1) lalu menjelaskan bahwa strategi perdagangan yang akan diterapkan untuk melindungi lapangan kerja bagi warga AS akan dimulai dengan penarikan diri dari TPP dan negosiasi ulang kesepakatan dengan negara yang melanggar kesepakatan perdagangan juga mengancam pekerja AS dalam prosesnya.

"Pidato pertama Trump juga menekankan pada proteksionisme AS dan memuji kebijakan 'hanya AS yang utama' dalam perdagangan, pajak, imigrasi, dan hubungan luar negeri," jelas Vishnu Varathan, senior economist Mizuho Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×