kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mantap! Nilai pasar segera tembus Rp 6.000 triliun


Jumat, 26 Agustus 2016 / 07:36 WIB
Mantap! Nilai pasar segera tembus Rp 6.000 triliun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat. Hingga perdagangan kemarin, Kamis (25/8), nilai market cap BEI mencapai Rp 5.874 triliun. Jumlah ini sudah jauh melampaui rekor sebelumnya , sebesar Rp 5.639 triliun pada bulan Juli lalu.

Bukan tidak mungkin, nilai kapitalisasi pasar Tanah Air bisa menembus angka yang diharapkan BEI, sebesar Rp 6.000 triliun pada akhir tahun nanti.

Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, juga masih yakin, rata-rata nilai transaksi harian bisa mencapai Rp 7 triliun hingga tutup tahun ini.
"Adanya amnesti pajak bisa meningkatkan nilai crossing saham. Hal ini akan mendongkrak nilai transaksi dan kapitalisasi pasar cukup signifikan," ujar Tito baru-baru ini.

Menurut dia, jika kondisi pasar bagus dan dana dari amnesti pajak bisa sesuai target, nilai transaksi harian pada tahun depan bisa menembus Rp 8 triliun.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital, mengatakan, target market cap sebesar Rp 6.000 triliun bisa dicapai karena ada beberapa rencana pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) dan rencana rights issue dengan nilai yang cukup besar. Setidaknya, masih ada tujuh perusahaan yang mengantre IPO.

Selain itu, ada empat emiten BUMN yang akan menggalang dana dari penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan nilai hingga Rp 14,3 triliun. Hal ini juga bisa mendongkrak market cap bursa.

Dengan tambahan dana IPO dan rights issue, Alfred menghitung, IHSG harus bisa tumbuh minimal sebesar 3,5% di sisa tahun ini, yakni menuju level 5.600 untuk bisa mencapai nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 6.000 triliun.

Menurutnya, masih ada ruang bagi IHSG menembus level tersebut, karena saat ini IHSG tengah ditopang banyak sentimen fundamental yang positif.

"Sudah cukup lama IHSG bertahan di level 5.400. Ini menyatakan indeks terbentuk secara fundamental. Jika kondisi makro masih bagus, maka bisa ada ruang ke arah sana," ujarnya, Kamis (25/8).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi masih bisa menanjak karena di akhir tahun realisasi belanja pemerintah akan lebih besar.

Tergantung amnesti pajak

Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest, mengatakan, nilai market cap juga akan bergantung dari kenaikan saham sektoral.

Sektor saham yang berkontribusi besar terhadap kenaikan kapitalisasi pasar adalah saham barang konsumsi seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sektor lain adalah sektor perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Menurut Aditya, pergerakan kedua sektor tersebut masih cukup fluktuatif, karena masih ada beberapa sentimen negatif. Misalnya, sentimen rencana kenaikan tarif cukai rokok dan revisi turun target pertumbuhan kredit perbankan. Sektor yang menjadi pendorong justru berasal dari sektor konstruksi dan properti.

Sayang, jumlah saham beredar dari sektor ini belum sebesar sektor konsumsi dan perbankan. "Sehingga, target market cap tersebut bisa berhasil apabila dana amnesti pajak bisa tercapai sesuai harapan," ujar Aditya.

Pasalnya, jika ada aliran dana dari amnesti pajak, pasar akan dibanjiri oleh likuiditas, sehingga sektor perbankan bisa terdorong. Aditya mengatakan, saat ini kepercayaan investor asing masih tinggi, terlihat dari masuknya dana asing ke pasar modal dengan jumlah cukup besar.

Jika pemerintah masih bisa menjaga tingkat inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil, masih ada potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG terus meningkat. Bahkan, nilai transaksi harian juga bisa naik seperti yang diharapkan.

"Namun, hati-hati, jika kebijakan amnesti pajak tidak tercapai sesuai harapan, dana asing bisa keluar dan IHSG akan turun lagi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×