kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Malaysia-Indonesia akan buka cross border trading


Minggu, 30 Juli 2017 / 18:29 WIB
Malaysia-Indonesia akan buka cross border trading


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki jumlah investor syariah yang sedikit. Melihat fakta tersebut, Bursa Malaysia Berhad berniat untuk melakukan ekspansi dan memperkenalkan peluang cross border trading saham kepada investor Indonesia.

"90% masyarakat Indonesia beragama muslim tapi kita masih ketinggalan dibanding tetangga negara kita dalam investasi syariah," jelas Berlian Juveny selaku Vice President Business Development RHB Sekuritas, kepada KONTAN, dalam acara sosialisasi Bursa Malaysia bersama RHB, Sabtu (29/7).

Sebagai informasi, RHB Sekuritas Indonesia adalah bagian dari kelompok RHB Bank Berhad yang berbasis di Malaysia dan menjadi perusahaan jasa finansial terbesar keempat di negeri tersebut. Bursa Malaysia sendiri didominasi oleh saham syariah dengan jumlah 676 emiten alias sebanyak 75% perusahaan listing.

Berlian melanjutkan, hal tersebut menunjukkan potensi yang cukup besar bagi Indonesia untuk membuka kerjasama dengan Bursa Malaysia yang memilki banyak pengalaman dalam saham syariah dengan trading cross border.

"Bisa trading cross border, jadi kita bisa trading stok bursa Malaysia," jelas Berlian.

Melalui fitur cross border tersebut, investor Indonesia dapat melakukan jual beli saham emiten Malaysia dan juga sebaliknya.

Jamaluddin Noor Muhammad selaku CEO Chief Executive Officer untuk Bursa Malaysia Derivatives Berhad menjelaskan, saham yang dapat ditransaksikan hanya saham syariah yang telah melalui proses seleksi.

"Bila produk sesuai dengan syarat syariah, maka ia mendapatkan izin layak diperdagangkan," jelas Jamaluddin.

Berlian menjelaskan, regulasi saham syariah Indonesia kebanyakan mengadopsi Malaysia, maka transisi saham menjadi cross border tidak akan terlalu susah. "Bahkan regulasi Indonesia mengenai syariah lebih kaku dan konservatif," jelasnya.

Ketika ditanya mengenai tanggal rilis, Jamaluddin menyatakan pihaknya masih dalam tahap pengembangan dan belum dapat memberikan waktu pasti. "Saat ini kami masih menjalin kerjasama dengan BEI dan berharap dalam waktu dekat akan dapat segera terlaksana," jelas Jamaluddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×