kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maintenance 143 pesawat Garuda digarap GMFI


Rabu, 13 Desember 2017 / 15:15 WIB
Maintenance 143 pesawat Garuda digarap GMFI


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Aseia Tbk (GMFI) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menandatangani nota kesepahaman kerja sama perawatan pesawat. Kesepakatan ini berlaku untuk periode 10 tahun yang dimulai Juli 2018 mendatang.

Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) ini dilaksanakan Rabu (13/12) di Hangar 4 GMF, Cengkareng. Melalui penandatanganan MoU ini, GIAA dan GMFI sepakat melanjutkan kerja sama perawatan pesawat pelat merah tersebut. Sebelumnya, keduanya telah bekerja sama perawatan pesawat dengan periode 5 tahun, sejak 2013 yang berakhir di 1 Juni 2018 mendatang.

Adapun kali ini kesepakatan ditandatangani untuk kerja sama periode 10 tahun dimulai 2018 nanti. Direktur Teknik dan Pemeliharaan GIAA I Wayan Susena menyatakan, ada empat pertimbangan Garuda untuk tetap melanjutkan kerjasama dengan GMFI, yakni faktor quality, cost, delivery, dan services.

"Kita melihat bagaimana kerjasama ini bisa mendukung operasional day by day, menekan technical delay, menekan accident, dan diperhatikan juga sisi kepuasan pelanggan yang dilihat costumer dari cabin. Nota kesepahaman ini berdasarkan proses cukup lama, dan review maintenance program yang efektif," tutur Wayan.

Lebih lanjut Wayan menyebutkan bahwa sejauh ini, GIAA memiliki 143 pesawat yang perawatannya diserahkan ke GMFI. Seluruh pesawat tersebut terdiri dari jenis Boeing 777, Airbus A330, Boeing 737 seri 800, CRJ, dan ATR 72. "Tapi masih ada beberapa komponen juga yang kita outsource keluar,” ujar Wayan.

Menurutnya, sekitar 8%-10% anggaran operasional GIAA dialokasikan untuk maintenance pesawat. Sekitar 68% dari anggaran tersebut dialokasikan untuk perawatan pesawat di GMFI. Sedangkan, 32% lainnya digunakan untuk biaya maintenance di luar GMFI.

Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto bilang nilai kontrak kerjasama yang saat ini sedang dijalankan dengan GIAA berkisar US$ 200 juta-US$ 250 juta per tahun. Namun, ia belum bisa merinci potensi nilai kontrak kerja sama yang akan datang.

Selain masa kontrak kerja sama, Irwan merinci beberapa perbedaan kontrak baru nantinya dengan kontrak kerjasama yang saat ini dijalankan dengan GIAA. "Skup pekerjaan ditambah. Kemudian juga memberikan kesempatan pada GMF untuk melakukan penambahan kapablitas yang sifatnya insourcing yang bisa mendatangkan benefit bagi Garuda," tutur Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×