kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Langkah emas menanti pidato bank sentral dunia


Jumat, 25 Agustus 2017 / 18:24 WIB
Langkah emas menanti pidato bank sentral dunia


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Semua perhatian kini tertuju pada konferensi bank sentral global di Jackson Hole, Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga emas pun bergantung pada pidato sejumlah pimpinan bank sentral dalam acara tersebut.

Pada Jumat (25/8) malam, Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi dan Gubernur The Fed Janet Yellen dijadwalkan untuk menyampaikan pidatonya.

Mengutip Bloomberg, Jumat (25/8) pukul 17.00 wib harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 tercatat menguat 0,07% ke level US$ 1.292,90 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika membandingkan dengan sepekan sebelumnya, harganya sudah tumbuh 0,1%.

Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan sebenarnya saat ini emas relatif belum banyak bergerak. Logam mulia tersebut masih menanti apa yang akan disampaikan oleh Mario Draghi dan Janet Yellen. Pergerakan harganya sangat bergantung pada kedua pimpinan Bank Sentral tersebut.

“Kita tidak tahu mereka akan ngomong apa, tetapi kalau Draghi tetap berkomiten tidak akan membicarakan pengetatan moneter dalam konferensi Jackson Hole, sekarang fokusnya tinggal ke pidato Yellen,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (25/8).

Sementara, jika Gubernur The Fed masih memberi sinyal kehati-hatian karena tingkat inflasi AS yang rendah, ada kemungkinan emas akan kembali menguat. Namun jika sebaliknya disampaikan pernyataan bernada hawkish, emas berpeluang mengalami koreksi sesaat. Pasar akan kembali fokus situasi politik pada pemerintahan Presiden Donald Trump yang tengah memanas pasca ancaman penghentian pemerintahan.

Adapun Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoints Futures berpandangan saat ini ECB sebenarnya tengah berhati-hati karena penguatan euro sudah cukup tinggi. Sejak awal tahun, pasangan EUR/USD sudah menguat sekitar 13,44%. Menurutnya, kalau euro menguat, ECB bisa mengambil langkah membeli surat berharga atau menerapkan kebijakan ekonomi longgar.

“Kalau Draghi mengulang pernyataan sebelumnya yang dovish, emas akan diuntungkan,” paparnya.

Kemudian terkait pidato Yellen, Deddy melihat kalaupun emas akan mengalami koreksi karena pernyataan hawkish, tetapi logam mulia itu masih berpeluang menguat kembali. Ancaman Trump terkait penghentian pemerintahan menimbulkan kekhawatiran kalau janji-janji saat kampanye tidak akan terwujud. Baru-baru ini pembahasan rencana reformasi pajak antara Trump dan partainya sempat gagal karena adanya ancaman penghentian pemerintahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×