kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi CPO diramal berlanjut hingga 2018


Kamis, 23 November 2017 / 21:30 WIB
Koreksi CPO diramal berlanjut hingga 2018


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diperkirakan akan terus belanjut hingga tahun 2018. Tekanan permintaan akibat kenaikan bea masuk di India dan pembatasan impor dari Uni Eropa ditengarai akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga.

“Rasanya sulit untuk kembali menguat karena India dan Uni Eropa merupakan importir terbesar,” ujar Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures, Kamis (23/11).

Namun, ia masih belum bisa memperkirakan rentang pergerakan harganya. Menurut Faisyal, tahun depan, pergerakan harganya masih bergantung pada keputusan kelanjutan pemangkasan produksi oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kalau pemangkasan yang semula dijadwalkan berakhir pada Maret 2018 diperpanjang hingga akhir tahun ada kemungkinan ini bisa menjadi katalis positif yang menguatkan CPO.

Di lain pihak, sinyal pelemahan harga CPO juga diungkapkan oleh perusahaan kelapa sawit asal Malaysia, Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV). Operator perkebunan kelapa sawit terbesar ketiga di dunia itu memperkirakan kenaikan produksi tahun 2018 bisa menekan harga minyak kelapa sawit.

Seperti dikutip dari Reuters, Zakaria Arshad, Kepala Eksekutif FGV memperkirakan, harga minyak sawit mentah akan berada di kisaran RM 2.500-RM 2.700 per metrik ton untuk paruh pertama tahun 2018. Menurutnya, harga akan turun karena pulihnya produksi. Perseroan menargetkan produksi tandan buah segar akan naik dari 4,3 juta ton pada akhir 2017 menjadi 4,86 juta ton.

Secara teknikal, menurut Ibrahim, saat ini bollinger band dan moving average (MA) 10% berada di atas bollinger tengah. Kemudian indikator stochastic dan indikator relative strength index (RSI) 60% negatif. Sedangkan indikator moving average convergence divergence (MACD) cenderung wait and see.

Ibrahim menebak, Jumat (23/11), harga CPO akan berada di rentang RM 2.595-RM 2.613 per metrik ton dan sepekan berikutnya berada di kisaran RM 2.590-RM 2.640 per metrik ton.

Sedangkan Faisyal memperkirakan harga CPO akan berada di area RM 2.500-RM 2.600 per metrik ton. Sepekan berikutnya di kisaran RM 2.430-RM 2.660 per metrik ton.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, Kamis (23/11), harga CPO kontrak pengiriman Februari 2018 ditutup turun 1,32% ke level RM 2.609 per metrik ton. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya harga sudah jatuh lebih dalam sekitar 4,71%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×