kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konflik Ukraina angkat pamor emas


Senin, 01 September 2014 / 10:22 WIB
Konflik Ukraina angkat pamor emas
ILUSTRASI. Kenali 6 Bahaya Kandungan Alkohol untuk Wajah yang Harus Anda Tahu


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTa. Harga emas di pasar global berpotensi menguat pekan ini. Memanasnya konflik di Ukraina masih akan menyokong harga emas. Pekan lalu, isu yang sama mampu memoles harga emas.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (29/8), harga kontrak emas untuk pengiriman Desember 2014 di bursa komoditas Amerika atau Commodity Exchange (Comex) ditutup di harga U$S 1.287,4 per troi ons (1 troi ons setara 31,1 gram). Meski turun tipis 0,23% dibandingkan hari sebelumnya, jika dihitung selama sepekan harga emas masih naik 0,56%.

Di dalam negeri, harga emas batangan pecahan 1 gram di PT Antam Tbk juga naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 532.000 pada pekan lalu.

Padahal, pekan sebelumnya, emas sempat terjungkal ke US$ 1.275,4 per ons troi. Investor sempat memilih memburu dollar AS ketimbang emas. Sebab, bank sentral Amerika Serikat memberi sinyal kenaikan bunga lebih cepat dari target awal.

Namun, pekan lalu, pelaku pasar kembali mengoleksi emas seiring memanasnya situasi di Ukraina. Seperti diketahui, emas adalah investasi yang aman (safe haven) dalam situasi konflik. Kabar teranyar, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pengamanan pasca serangan oleh separatis pro Rusia. Di sisi lain, Perancis dan Jerman mengancam menjatuhkan sanksi lebih tegas kepada Rusia terkait serangan terhadap Ukraina.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst Division Monex Investindo Futures menilai, konflik di Ukraina menjadi satu-satunya faktor yang mendongkrak harga emas. "Namun, kenaikannya tersendat, sebab dollar AS mendapat sokongan tenaga di akhir pekan lalu," paparnya. Maklum, sejumlah data ekonomi yang dirilis AS memperlihatkan perekonomian AS mulai pulih. Seperti, pending home sales bulan Juli yang naik 3,3%, melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,6%.

Namun, Ariston masih melihat peluang harga emas akan melanjutkan penguatan pekan ini. Dengan catatan, konflik di Ukraina maupun di wilayah Timur Tengah belum mereda. 

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures sependapat. Ia menduga, isu konflik Ukraina masih berpotensi menjaga harga emas di level atas pekan ini. "Tapi, harus waspada. Jika dollar AS menguat, harga emas bisa turun," katanya. 

Dari sisi data, awal pekan ini, AS belum akan merilis data ekonomi. Dus, dollar AS mungkin akan relatif stabil. 

Target US$ 1.300
Secara teknikal, kata Tonny, sejumlah indikator justru memperlihatkan arah penurunan. Harga masih berada di bawah moving average (MA) 50, 100, dan 200. Sementara, garis moving average convergence divergence (MACD) ada di area negatif 5,590. Ini mengindikasikan penurunan. Lalu, RSI di level minus 43,77% dan bergerak ke bawah. 

Hanya, stochastic di level 57,70. Artinya sudah  jenuh jual (oversold), sehingga berpeluang naik. Maka, prediksi Tonny, pekan ini, emas akan bergulir antara US$ 1.281 - US$ 1.295 per troi ons. 

Ariston menduga, emas bisa menembus level resistance US$ 1.300, dengan target support di level US$ 1.262.  

Sementara, 10 dari 19 analis yang disurvei Bloomberg menebak, sepekan ini, harga emas akan naik (bullish). Enam analis memprediksi turun, sisanya stagnan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×