kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana jeblok sepanjang April


Senin, 04 Mei 2015 / 19:28 WIB
Kinerja reksadana jeblok sepanjang April
ILUSTRASI. Jet tempur mendarat di kapal induk AS USS Carl Vinson saat tiba di pelabuhan di Busan, Korea Selatan, 21 November 2023. Yonhap melalui REUTERS


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri reksadana kena imbas koreksi pasar modal. Seluruh jenis reksadana mencatat pertumbuhan kinerja minus sepanjang April lalu.

Data Infovesta Utama menunjukkan, indeks imbal hasil reksadana saham minus 7,56%. Sedangkan dalam kurun waktu sama, indeks imbal hasil reksadana pendapatan tetap dan campuran masing-masing juga mencatat minus 0,63% dan minus 4,66%.

Dari 157 reksadana saham, hanya satu reksadana yang berhasil membukukan return positif sepanjang April, produk tersebut yakni SAM Educational Equity dengan raihan 0,37%. Sementara reksadana dengan raihan return terendah merupakan produk Syailendra Dana Ekuitas Plus yang senilai minus 16,69%. Kinerja reksadana saham sepanjang April kemarin masih lebih baik dibanding koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam rentang waktu sama yang senilai minus 7,83%.

Sementara untuk kinerja sejak akhir tahun 2014 hingga akhir April 2015 (year to date/ytd), indeks reksadana saham -5,28%, reksadana campuran -2,54% dan reksadana pendapatan tetap masih positif 2,46%.

Analis Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan rilis hasil publikasi laporan keuangan emiten dan perlambatan ekonomi kuartal I-2015 yang di bawah ekspektasi sempat memberikan tekanan yang cukup dalam pada bursa saham pada akhir April kemarin.

Inilah yang jadi faktor utama koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi yang dampak lanjutannya berupa koreksi kinerja reksadana. Ia juga menambahkan kinerja reksadana khususnya jenis saham masih akan fluktuatif akibat risiko potensi pelemahan nilai tukar rupiah.

Sementara pelemahan indeks reksadana saham yang masih lebih baik dibanding IHSG, menurut Vilia, pelemahan sektor saham yang mayoritas menjadi aset dasar portofolio reksadana saham relatif lebih kecil dibandingkan dengan IHSG.

Serta akibat penguatan reksadana saham selama kuartal I yang relatif lebih rendah dibanding IHSG. “Sehingga saham-saham dalam portofolio reksadana saham terkena dampak koreksi yang lebih minim dibandingkan dengan IHSG,” papar Vilia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×