kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga CPO tak didukung permintaan


Senin, 31 Agustus 2015 / 19:49 WIB
Kenaikan harga CPO tak didukung permintaan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) merangkak naik dari level terendahnya. Kenaikan di bursa saham China serta melemahnya mata uang ringgit Malaysia menjadi pendorong kenaikan harga CPO.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/8) harga CPO kontrak pengiriman November 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange 3,4% ke level 1.991 per metrik ton.

Selama sepekan CPO naik tipis 0,3%. Sementara, Senin (31/8) perdagangan CPO di bursa Malaysia Derivative Exchange libur karena memperingati hari kemerdekaan Malaysia.

Harga CPO sempat mencatat harga terendah sejak tahun 2013 pada Rabu (26/8) di level RM 1.867 per metrik ton. Kenaikan CPO dua hari selanjutnya mengikuti harga minyak setelah pemerintah China memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan selanjutnya memberi stimulus ke bursa saham.

Namun demikian, naiknya harga CPO tidak didukung oleh pertumbuhan permintaan.

Menurut Kenanga Investment Bank Bhd, persediaan CPO bulan Agustus 2015 diperkirakan naik 2,49 juta ton.

Data Malaysian Palm Oil Board per Juli 2015 juga menunjukkan persediaan CPO naik 5,3% dari bulan sebelumnya menjadi 2,27 juta ton. Sedangkan produksi bulan Juli mencatat angka tertinggi sejak Oktober 2014 yakni sebesar 1,82 juta ton.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai stimulus China ke bursa saham sulit bertahan lama.

"Sementara sektor riil sendiri masih lesu," imbuhnya. Lesunya sektor riil tentu menjadi indikasi permintaan CPO dari China belum pulih.

Pergerakan harga CPO selanjtunya, menurut Ariston akan dipengaruhi data Manufacturing PMI China yang dirilis Selasa (1/9).

Data manufaktur resmi dari pemerintah tersebut diperkirakan turun menjadi 49,8 dari sebelumnya 50.

Di hari yang sama, China juga akan merilis data Caixing Final Manufacturing PMI yang diperkirakan naik tipis menjadi 47,2 dari sebelumnya 47,1.

"Kalau data manufaktur naik, CPO bisa lanjut rebound, juga sebaliknya," papar Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×