kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kali pertama di 2017, harga minyak di bawah US$ 50


Jumat, 10 Maret 2017 / 05:37 WIB
Kali pertama di 2017, harga minyak di bawah US$ 50


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Harga minyak dunia masih terjun bebas pada transaksi perdagangan tadi malam (9/3). Minyak turun 2%, melanjutkan penurunan sesi sebelumnya yang membawa harga minyak ke level terendahnya tahun ini.

Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun US$ 1 atau 2% menjadi US$ 49,28 per barel. Ini merupakan level terendah sejak 30 November lalu. Bahkan harga minyak WTI sempat menyentuh level US$ 48,59 pada sesi semalam, setelah anjlok 5,38% pada transaksi Rabu (7/3).

Sementara, harga minyak Brent turun US$ 1,02 per barel atau 1,9% menjadi US$ 52,09 pada pukul 14.39 waktu New York. Sebelumnya, minyak Brent sempat menyentuh level terendah harian di posisi US$ 51,50 per barel, yang merupakan level terendah sejak 30 November lalu. Pada transaksi Rabu lalu, harga minyak Brent melorot US$ 2,81 per barel atau 5%. Ini merupakan pergerakan harian terbesar di sepanjang tahun ini.

Anjloknya harga minyak masih terkait dengan jumlah cadangan minyak AS yang menembus rekor tertingginya sepanjang sejarah. Kondisi ini memicu keraguan pelaku pasar mengenai apakah pemangkasan suplai minyak oleh OPEC akan berhasil mengurangi pasokan berlebih minyak global.

Sebelumnya diberitakan, cadangan minyak AS melonjak sebesar 8,2 juta barel pada pekan lalu ke posisi 528,4 juta barel. Angka ini jauh melampaui prediksi analis sebesar 2 juta barel.

"Baru sekitar satu bulan lalu di mana market terpukul oleh peningkatan besar jumlah suplai minyak, hingga akhirnya harga minyak rebound dan mulai mencetak harga rekor baru beberapa hari kemudian," jelas Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Dia menambahkan, masalahnya saat ini adalah waktu. "Setelah mengalami periode sideways, adanya konfirmasi penurunan mengindikasikan bahwa market akan membutuhkan sejumlah berita besar agar bisa kembali ke jakur bullish jangka panjang," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×