kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isu kerjasama nuklir Iran menekan harga minyak


Senin, 30 Maret 2015 / 09:52 WIB
Isu kerjasama nuklir Iran menekan harga minyak
ILUSTRASI. Cek komponen mobil saat cuaca panas. KONTAN/Muradi/2015/06/10


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia kembali menurun hari ini (30/3). Dengan demikian, penurunan harga si emas hitam sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengantaran Mei turun sebesar 92 sen menjadi US$ 47,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 12.07 waktu Sydney, harga kontrak yang sama berada di level US$ 48,41 sebarel.

Pada Jumat (27/3) lalu, harga kontrak minyak turun US$ 2,56 menjadi US$ 48,87 per barel. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 26 Februari lalu.

Sementara, harga kontrak minyak jenis Brent turun 2 sen menjadi US$ 56,39 per barel di ICE Futures Europe exchange. Pada akhir pekan lalu, harga minyak Brent turun US$ 2,78 menjadi US$ 56,41 per barel.

Apa pemicu penurunan harga minyak kali ini? Harga minyak tergerus seiring perundingan yang dilakukan pemerintah Iran dengan diplomat Barat terkait perjanjian nuklir. Jika terjadi kesepakatan, hal itu memungkinkan Iran untuk mengerek tingkat ekspor minyak mereka sehingga menambah suplai minyak mentah di pasar global.

"Tenggat waktu untuk kesepakatan framework dengan Iran mempengaruhi pasar minyak. Jika pihak-pihak yang berkepentingan sukses melakukan kerjasama ke tahap berikutnya, itu akan meningkatkan kemungkinan suplai minyak Iran akan kembali ke pasar. Meskipun perjalananmengenai hal itu masih panjang," jelas Ric Spooner, chief strategist CMC Markets di Sydney.

Diprediksi, Iran bisa saja menyuplai sekitar 7 juta hingga 35 juta barel minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×