kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IPO anak BUMN konstruksi masih layak dilirik?


Rabu, 02 Mei 2018 / 21:15 WIB
IPO anak BUMN konstruksi masih layak dilirik?
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan mulai menggeber aksi untuk bisa listing di lantai bursa pada kuartal kedua tahun ini. Termasuk diantaranya anak usaha BUMN yang berniat menawarkan perdana saham ke publik alias initial public offering (IPO).

Mengacu pada www.poems.co.id, anak usaha BUMN yang siap menggelar IPO diantaranya, PT Bank BRI Syariah Tbk yang berencana listing 9 Mei 2018, lalu PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk pada 28 Mei 2018, dan PT Wijaya Karya Realty Tbk pada 17 Mei 2018.

Selain itu, anak BUMN yang juga masuk radar IPO pada tahun ini, yakni PT Adhi Persada Gedung, PT Hutama Karya Realtindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Nindya Karya, PT Patrajasa, PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Pertamina Internasional, PT PP Energi, PT PP Pracetak, dan PT Waskita Toll Road.

Muhammad Wafi, analis Bahana Sekuritas menilai, IPO BUMN pada tahun ini, adalah momentum yang tepat. Pasalnya, apabila dilakukan pada 2019 atau setelah itu, cenderung memiliki risiko yang tinggi. Diantaranya menunggu kepastian adanya kebijakan pemerintah, apakah masih akan tetap sama atau ada perubahan.

“Kalau tidak sekarang, mereka bisa tertunda 2-3 tahun lagi dan untuk penyesuaian setelah pemilu bisa 1,5 tahun,” kata Wafi kepada KONTAN, Rabu (2/5).

Dia melihat pasar yang cenderung turun saat ini, bisa menjadi peluang perusahaan untuk bisa menyerap IPO secara maksimal. Pasalnya, investor memiliki dana untuk melakukan pembelian dan investasi.

Dari beberapa anak usaha BUMN yang ingin melakukan IPO, dia menyarankan untuk melihat fundamental perusahaan tersebut.

Wafi menyarankan investor bisa mencermati agenda IPO sektor konstruksi seperti Adhi Persada, Wika Realty, Nindya Karya, dan Patrajasa. Namun, apabila investor masih belum cukup yakin pada saham konstruksi, dia menyarankan investor juga mencermati saham pelabuhan seperti Indonesia Kendaraan Terminal. Sedangkan BRI Syariah juga dinilai cukup menarik.

“Tantangan IPO BRI Syariah berdekatan dengan BTPN Syariah yang harganya lebih murah. Tapi, BRI Syariah punya size besar dan merupakan anak usaha BUMN,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×