kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INVS ekspansif di berbagai bidang bisnis


Sabtu, 28 Februari 2015 / 14:35 WIB
INVS ekspansif di berbagai bidang bisnis
ILUSTRASI. Nonton Seija Musou: Salaryman Episode 11 Subtitle Indonesia, Cek Link Resmi di Sini


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) kian ekspansif di berbagai bidang bisnis yang dijalani, yakni telekomunikasi hingga energi. Pada 2014, emiten ini mulai masuk ke bisnis energi. Inovisi membangun tiga pembangkit listrik lewat anak perusahaannya PT QDC Technologies.

Dwiwati Riandhini, Sekretaris Perusahaan INVS, dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu, mengatakan, pembangunan pembangkit listrik pertama, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) di Sembilin, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. PLTM ini memiliki kapasitas produksi 7,5 MW. Pengerjaan proyek ini akan dilaksanakan di tahun ini. Nah, untuk merealisasikan proyek ini, INVS menganggarkan dana sebesar Rp 200 miliar–Rp 300 miliar Perusahaan ini juga berencana membangun PLTM lainnya di Ciasem, Subang Jawa Barat.

Untuk PLTM di kawasan tersebut, Dwiwati menjelaskan, saat ini dalam tahapan engineering design. Nantinya, PLTM ini memiliki kapasitas produksi 20 MW. Tak hanya itu, INVS menargetkan membangun pembangkit listrik lain, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Pasaman, Sumatera Barat, dengan potensi kapasitas 30-40 MW. "Pembangunan PLTA Pasaman masih dalam proses studi feasibility sehingga konstruksinya belum akan dilakukan pada 2015," papar Dwiwati.

Adapun, biaya yang dibutuhkan untuk membangun PLTA ini sekitar Rp 25 miliar per MW. Perusahaan ini menargetkan, proses konstruksi ini akan memakan waktu dua sampai tiga tahun. Nantinya, pembangkit listrik ini dijual ke PLN dengan tarif Rp 1.075 per kwh.

"Perusahaan juga telah mendapatkan izin dari Pemda untuk membangun pembangkit listrik di Asahan, Sumatera Utara. Saat ini masih dalam tahap survei," tambah Dwiwati. Sebagai informasi, PT QDC Techonologis merupakan anak usaha INVS yang bergerak dalam teknologi infrastruktur dan mini hydro. Awalnya, QDC bergerak di bidang jasa fiber optic namun, pada 2010, INVS mulai mengerjakan transmisi gardu listrik. Nah, di 2012, QDC mendapatkan proyek pembangunan pembangkit listrik. Tak hanya diversifikasi bisnis di pembangkit listrik, INVS juga berencana merambah sektor properti di tahun ini.

Dwiwati memproyeksikan, pada 2015, INVS menjalani tiga proyek besar yang berkaitan dengan infrastruktur tiga hotel dan dua pusat perbelanjaan. Agaknya, dengan ekspansi itu, INVS ingin mengimbangi bisnis batubara yang tengah lesu. Dwiwati mengakui, saat ini INVS lebih berhati-hati berbisnis di pertambangan batubara. Maklum, harga batubara global turun signifikan. "Sejauh ini, perusahaan masih mengkaji eksplorasi pertambangan batubara yang kami miliki," kata Dwiwati.

Lokasi tambang batubara itu di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Sedangkan, dana yang dicadangkan dalam investasi segmen batubara ini US$ 100 juta. Raih kontrak eksklusif Sedangkan di segmen telekomunikasi, INVS telah menandatangani perjanjian eksklusif bagi hasil dengan mTouche Technology Berhard untuk komersialisasi aplikasi, ONE KRYPTO.

mToche adalah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi dan telekomonukasi yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia. Dengan perjanjian ini, INVS mendapatkan hak pemasaran dan bagi hasil keuntungan dari iuran pelanggan dan pembelian aplikasi. Biaya lisensi bulanan rata-rata US$ 150.000 setara Rp 1,89 miliar.

Direktur Utama INVS Jerry Djajasaputra, dalam keterbukaan informasi di BEI 11 Februari 2015, mengklaim, nilai pasar global aplikasi ini berkisar US$ 4 miliar. INVS dapat memasarkan di Indonesia, Thailand, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Makau. Tak hanya itu, INVS akan mengembangkan perusahaan minyak gas melalui PT Cakra Daya Energy yang dimiliki di 2013. INVS mengakuisisi 75% saham senilai Rp 97,71 miliar.

Di tahun ini, INVS telah berekspansi ke divisi marine dengan membeli empat-lima unit sea truck. Cakra Daya menyewa pelabuhan dan workshop untuk ikut tender marine di Total EP Indonesie. Investasinya, US$ 1 juta hingga US$ 1,5 juta.

Dengan rangkaian rencana ini, manajemen INVS yakin, pendapatan di 2015 naik 15%-20% secara year-on-year (yoy). Di kuartal III-2014, pendapatan INVS naik 2,35% yoy jadi Rp 1,48 trilun. Laba berjalan naik 17% jadi Rp 314,05 miliar. Pendapatan INVS dari infrastruktur telekomunikasi 84,94%, batubara 5,02%, konstruksi infrastruktur 9,95% dan lainnya 0,09%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×