kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insiden Turki-Rusia dorong emiten minyak


Kamis, 26 November 2015 / 11:09 WIB
Insiden Turki-Rusia dorong emiten minyak


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketegangan antara Turki dan Rusia menaikkan tensi geopolitik di Timur Tengah. Aksi militer Turki yang menembak jatuh pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah berpotensi menyulut harga minyak.

Di jangka pendek, gesekan Turki dan Rusia membawa sentimen positif terhadap pasar saham Indonesia. Sejumlah analis menilai, insiden tersebut akan mendorong harga minyak mentah, sehingga berdampak positif ke saham berbasis komoditas.

Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,88% ke 4.585,54, didorong penguatan saham berbasis komoditas. Harga saham Medco Energi Internasional (MEDC) kemarin ditutup menguat 3,11%, menjadi Rp 1.160 per saham. Harga saham Elnusa (ELSA) juga menanjak 3,67% menjadi Rp 311 per saham.

Kendati demikian, efek positif itu diprediksi hanya sementara. Sebab, masalah fundamental minyak mentah saat ini adalah kelebihan pasokan. Di saat yang sama, permintaan rendah akibat melambatnya perekonomian global.

Pasar saham Eropa, termasuk bursa saham Rusia dan Turki tadi malam kembali menghijau, setelah sehari sebelumnya terkoreksi.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, ketegangan geopolitik itu mendorong kenaikan harga minyak mentah, mengingat kedua negara itu produsen minyak. Para pelaku pasar khawatir, suplai minyak dari Rusia maupun Turki terganggu.

"Ini positif ke bursa kita karena banyak emiten berbasis komoditas," kata Hans kepada KONTAN, kemarin. Hanya saja, ia melihat dampak positif insiden tersebut hanya sesaat. Ketegangan itu sepertinya segera bisa diatasi kedua negara.

Sementara analis First Asia Capital David Nathanel Sutyanto menilai, efek insiden itu tergantung perkembangan situasi Turki dan Rusia. Jika ketegangan meruncing dan berlangsung lama, harga minyak bisa terus naik dan positif ke IHSG.

Namun David melihat, insiden ini tidak berdampak besar terhadap kenaikan harga minyak. Meski mata uang rubel Rusia dan lira Turki melemah dan berimbas ke valuta emerging market lain, David menilai, efeknya tak besar terhadap nilai tukar rupiah.

Sebab hubungan dagang antara Indonesia dan kedua negara tidaklah besar. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, juga mengatakan dampak positif ketegangan Turki-Rusia terhadap IHSG hanya sementara dan tidak signifikan.

Toh, kenaikan harga komoditas lantaran para trader memanfaatkan momentum saja. Dus, Alfred memprediksi, efek positif ke bursa saham hanya bertahan dalam pekan ini. Alfred memprediksi, hingga akhir tahun pasar domestik bergerak fluktuatif cenderung menguat.

Dia memproyeksikan, IHSG bertengger di 4.800 pada akhir 2015 karena bulan depan ada potensi window dressing. Adapun Hans memperkirakan, indeks saham di rentang 4.600-4.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×