kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah saham pemecah rekor di Oktober


Selasa, 24 Oktober 2017 / 07:05 WIB
Inilah saham pemecah rekor di Oktober


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Oktober ini, ada beberapa saham yang mampu memberikan imbal hasil fantastis. Saham-saham tersebut mencetak imbal hasil hingga hampir 50% sepanjang bulan ini.

Padahal, di saat yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mencatatkan kenaikan sebesar 0,83%. Saham-saham pencetak rekor tersebut bahkan berhasil mencetak harga tertingginya pada bulan ini.

Saham-saham pemberi return tinggi itu di antaranya, PT Indospring Tbk (INDS), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) dan PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW). Ada juga saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) dan PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (AMIN).

Saham JKSW misalnya, sejak awal Oktober hingga akhir pekan lalu (20/3) mencetak imbal hasil mencapai 53,97%. Sekadar informasi, imbal hasil di sini juga memperhitungkan dividen yang dibagikan dan diinvestasikan kembali.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M Nafan Aji mengatakan, sebagian besar pergerakan saham-saham ini dipengaruhi faktor fundamental. "Saham WICO, misalnya. Di kuartal kedua lalu berhasil mencetak laba usai merugi pada periode yang sama tahun lalu," kata dia, Senin (23/10).

Tak hanya WICO, saham META, OASA, dan AMIN pun memperlihatkan prospek perbaikan kinerja. Hal ini membuat saham tersebut menjadi menarik.

Selain itu, valuasi juga turut mempengaruhi para pelaku pasar untuk masuk ke saham ini. Menurut Nafan, saham MBAP dan BYAN diminati para pelaku pasar lantaran punya valuasi yang rendah dengan prospek positif.

Menurut Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih, kenaikan harga ini juga disebabkan oleh rendahnya likuiditas saham-saham tersebut.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, pergerakan saham ini mendapat pengaruh dari adanya potensi kenaikan (growth story) dan dari valuasinya yang masih murah.

Tapi dari sisi teknikal, Nafan menilai saat ini sudah terlambat bagi para pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli saham-saham tersebut. "Karena sudah jenuh beli," papar dia.

Tapi di luar saham pencetak rekor return tinggi di Oktober ini, Achmad menilai ada beberapa saham masih punya ruang pertumbuhan harga tinggi. Misalnya saja saham ADHI, ASRI, MIKA dan WIKA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×