kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab reksadana saham kalah kinclong


Kamis, 03 Agustus 2017 / 21:07 WIB
Ini penyebab reksadana saham kalah kinclong


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung dalam tren naik, nampaknya belum cukup mendorong kinerja reksadana saham.

Berdasarkan data Infovesta Utama, return rata-rata reksadana saham yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index naik 5,92% year to date per Juli 2017. Kinerja reksadana saham masih berada di urutan kedua, di bawah return reksadana pendapatan tetap yang naik 5,93%.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, indeks reksadana saham masih kalah dari indeks reksadana pendapatan tetap karena banyak emiten small caps yang melakukan initial public offering (IPO) pada tahun ini, dan mayoritas fund manager tidak memiliki emiten tersebut di portofolio mereka. "Hal ini yang menyebabkan kinerja reksadana saham agak tertinggal," kata Soni.

Namun, hingga akhir tahun ini, Soni masih meyakini reksadana saham akan lebih baik dibandingkan reksadana berbasis obligasi.

Sementara, Direktur Investasi PT Sucorinvest Asset Management Indonesia Jemmy Paul Wawointana mengatakan, total return reksadana di Sucorinvest masih lebih kuat pada reksadana saham, tetapi reksadana pendapatan tetap masih lebih tinggi total aset kelasnya.

Secara keseluruhan industri reksadana, Jemmy memperkirakan, reksadana pendapatan tetap bisa out perform atau lebih tinggi dari indeks acuannya. Hanya saja, khusus di PT Sucorinvest Asset Management Indonesia, ia memprediksi, reksadana saham tetap yang paling tinggi kinerjanya hingga akhir tahun.

Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama menilai, reksadana saham tertinggal dari indeks reksadana pendapatan tetap lebih dikarenakan faktor strategi pada masing-masing manajer investasi.

Dalam data kinerja reksadana terlihat terdapat kinerja produk reksadana saham tertinggi mencapai 24,82%, sementara ada pula reksadana saham dengan kinerja terendah yaitu minus 23,49%. Artinya, para manajer investasi memiliki ekspektasi dan strategi yang berbeda seperti ada yang fokus pada saham komoditas, perbankan, bluechip atau second liner.

"Portofolio reksadana saham terdiversifikasi cukup luas sehingga menyebabkan rata-rata indeks reksadana saham turun," kata Edbert.

Edbert memprediksi, return reksadana saham hingga akhir tahun sebesar 10%, sementara reksadana pendapatan tetap sekitar 8%-10%. Reksadana campuran juga memiliki target return sekitar 10%. Sementara reksadana pasar uang target return sekitar 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×