kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan saham emiten konstruksi bergerak stabil


Selasa, 01 Agustus 2017 / 21:42 WIB
Ini alasan saham emiten konstruksi bergerak stabil


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Disebut-sebut menjadi sektor dengan kinerja keuangan yang bagus di semester I 2017, harga saham emiten konstruksi urung meningkat. Selain karena valuasi yang cukup tinggi, harga saham terancam sentimen penyusutan anggaran.

Pertumbuhan kinerja emiten sektor konstruksi terbilang baik di semester I 2017. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba bersih di beberapa emiten.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya. Berdasarkan riset KONTAN emiten ini mencatat pertumbuhan laba bersih 136,40%. Padalah pada periode yang sama tahun lalu, ADHI mengalami penyusutan laba bersih sebesar 21,10%.

Kinerja yang baik ini juga terus diiringi dengan percepatan pembangunan infrastruktur. Meski demikian, harga saham emiten konstruksi tak serta merta melonjak, bahkan turun. Seperti yang terjadi pada ADHI, Selasa (1/8/2017), harga saham ADHI anjlok 2,25% sejak awal tahun (year to dateytd).

“Jadi kalau di katakan turun, enggak juga. Itu fluktuasi pasar yang wajar lah,” nilai pengamat pasar modal Teguh Hidayat. Lebih lanjut ia menerangkan, harga saham emiten konstruksi sulit terpengaruh kinerja karena valuasinya yang tidak begitu murah.

Teguh bilang, agar saham dapat naik harus memenuhi dua syarat, yakni kinerja yang bagus dan valuasi yang murah. “Meskipun kinerjanya kayak apa kalau harganya tidak terlalu murah ya dia akan stagnan,” terangnya.

Namun, Teguh melihat adanya kemungkinan kenaikan harga saham konstruksi ke depannya. Asalkan, ada sentimen positif yang dapat mempengaruhi harga saham konstruksi. Saat ini menurutnya saham konstruksi sudah kuat secara fundamental maupun valuasi.

Omong-omong soal sentimen, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee justru melihat adanya sentimen negatif yang mengancam harga saham emiten konstruksi. Pasalnya, pemerintah berniat menekan defsit negara. Hal ini mungkin saja berdampak pada pemotongan anggaran untuk perusahaan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×