kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF dorong suku bunga negatif


Senin, 21 Maret 2016 / 10:31 WIB
IMF dorong suku bunga negatif


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Yudho Winarto

HO CHI MINH. Sepertinya, masa depan perekonomian global masih akan terus bergantung pada kebijakan suku bunga rendah. Malahan, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyatakan, kebijakan suku bunga negatif akan efektif menolong kesembuhan ekonomi dunia.

"Kebijakan suku bunga negatif di Eropa dan Jepang membantu pertumbuhan ekonomi dunia dan inflasi," ujar Lagarde di Ho Chi Minh City seperti dikutip Bloomberg akhir pekan lalu.

Makanya, IMF mendorong negara-negara di dunia menerapkan suku bunga negatif, agar perekonomian dunia bisa keluar dari perlambatan. “Jika tidak ada suku bunga negatif, maka ekonomi dan inflasi bisa lebih buruk dari kondisi sekarang," tegas Lagarde.

Pernyataan Lagarde sekaligus menampik anggapan mantan Gubernur bank sentrak Amerika Serikat (AS), The Fed Ben S. Bernanke. Akhir pekan lalu Bernanke mengatakan, suku bunga negatif hanya berdampak minim dan kecemasan pasar atas kenaikan suku bunga berlebihan. "Pasar berlebihan dan The Fed harus menganalisis lebih lanjut soal kebijakan suku bunga rendah," tulis Bernanke di blog-nya.

Prospek China

Kendati mendukung kebijakan suku bunga negatif, Lagarde menilai, prospek pertumbuhan ekonomi dunia berpeluang membaik seiring ada harapan pemulihan dari China. Dia bilang, IMF berpotensi menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negeri tembok raksasa itu.

Saat ini, IMF meramal ekonomi China bakal tumbuh 6,3% tahun ini. Lagarde menambahkan, perekonomian China akan terangkat lewat kebijakan reformasi ekonomi dan stimulus. “China masih terus tumbuh,” katanya.

Pekan lalu Perdana Menteri China Li Keqiang optimistis negaranya tahun ini bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%–7%. Salah satu andalan China mewujudkan pertumbuhan adalah mereformasi korporasi milik pemerintah yang tidak efisien.

Tahun lalu sekitar 12 BUMN telah masuk program restrukturisasi tersebut. Misalnya, China Ocean Shipping Group dan China Shipping Group. Keduanya merupakan perusahaan pembuat kereta bagi China Railway Rolling Stock Corporation.

China getol merombak korporasi pelat merah karena saat ini tumpukan utang BUMN sangat tinggi. Belum lama ini Moody's menurunkan prospek surat utang 38 perusahaan milik Pemerintah China. Salah satu korporasi yang dipangkas peringkatnya adalah produsen ponsel Mobile Ltd. Hitungan Moody's, utang BUMN China telah menembus level kritis atau mencapai 247% terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×