kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil US treasury naik, rupiah kembali menembus level Rp 13.900


Rabu, 25 April 2018 / 17:55 WIB
Imbal hasil US treasury naik, rupiah kembali menembus level Rp 13.900
ILUSTRASI. Rupiah versus US Dollar


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuatnya tekanan berupa kenaikan imbal hasil US treasury membuat posisi rupiah kembali melemah di hadapan dollar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (25/4).

Mengutip Bloomberg, kurs spot rupiah hari ini ditutup melemah 0,23% ke level Rp 13.921 per dollar AS. Adapun kurs tengah rupiah Bank Indonesia masih mampu menguat tipis 0,08% ke level Rp 13.888 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, tren kenaikan imbal hasil US treasury masih menjadi penyebab utama pelemahan rupiah pada hari ini. Sebagai info, untuk sementara imbal hasil US treasury tenor 10 tahun berada di level 3,0165% yang merupakan level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Kenaikan imbal hasil US treasury disebabkan data-data ekonomi AS terus menunjukan hasil yang positif. Yang teranyar, data penjualan rumah baru di AS naik menjadi 694.000 unit pada bulan Maret silam. Kenaikan penjualan rumah menandakan tingkat konsumsi yang meningkat di kalangan masyarakat AS. Hal itu bisa memicu meningkatnya level inflasi di negara tersebut.

“Kalau inflasi terus naik, ada potensi kenaikan Fed Fund Rate yang lebih agresif,” kata Lana.

Dia pun menilai, kenaikan imbal hasil US treasury yang diikuti oleh penguatan dollar AS membuat para investor melakukan aksi ambil untung. Di sisi lain, meski pengaruhnya tidak terlalu besar, adanya musim dividen yang berlangsung sepanjang bulan April hingga Mei turut mempengaruhi pergerakan rupiah.

Terlepas dari itu, Lana berujar bahwa sekalipun menembus level Rp 14.000, nilai mata uang garuda pada dasarnya masih berada dalam kisaran yang normal dalam tiga tahun terakhir. “Walau masih normal, diharapkan BI bisa menahan rupiah supaya tidak menembus Rp 14.000 terlalu cepat,” ungkapnya.

Sebab, lanjut Lana, hal itu akan berdampak pada tingkat kepercayaan investor asing terhadap pasar finansial Indonesia.

Ia pun memproyeksikan, jika kenaikan imbal hasil US treasury berdampak pada terkoreksinya pasar saham secara global, besar kemungkinan rupiah akan kembali melemah pada perdagangan besok (26/4).

Dengan asumsi bahwa BI akan melakukan intervensi di pasar, Lana memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.880-Rp 13.950 pada esok hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×