kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG Tunggu Sentimen Baru


Selasa, 20 Oktober 2009 / 07:22 WIB
IHSG Tunggu Sentimen Baru


Sumber: KONTAN | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunggu sentimen baru yang mampu mendongkrak pergerakannya. Dalam jangka pendek, pasar akan menanti laporan keuangan kuartal III 2009 para emiten.

Pada perdagangan kemarin, IHSG menguat 0,2% ke level 2.520,924 dari posisi penutupan Jumat (16/10) yang berada di level 2.515,806. Kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin lebih banyak akibat aksi beli di menit-menit akhir perdagangan saham.

Wakil Kepala Riset Trimegah Securities Arya Satya Graha menilai, pergerakan IHSG dalam jangka pendek bakal seperti kehilangan arah. Sebab, sampai sekarang belum ada sentimen kuat yang bisa memacu IHSG melewati level 2.500.

Apalagi kenaikan indeks saham sudah cukup tinggi, sehingga rawan koreksi. Namun walau akan terkoreksi, Arya meramalkan, IHSG tak akan turun ke bawah 2.480.

Jika, kinerja kuartal III-2009 keluar dan hasilnya positif, IHSG akan terkerek tinggi. Tapi, sampai ada konfirmasi dari sentimen tersebut, analis meramal IHSG hanya akan bergerak dalam kisaran tipis di seputar level 2.500. "Sepekan ini indeks bakal bermain di kisaran tipis," cetusnya.

Arya menambahkan, sentimen penyusunan kabinet sudah habis terserap pasar pada pekan lalu. Memang masih ada sentimen dari kenaikan harga komoditas, tapi itu terbatas pada performa emiten-emiten sektor komoditas. Secara keseluruhan, saat ini yang mampu membuat pasar bergejolak hanyalah berita positif mengenai kinerja emiten kuartal III 2009.

Analis Optima Sekuritas Ikhsan Binarto mengungkapkan hal senada. Menurut dia, saat ini IHSG tidak lagi terpengaruh kondisi politik seperti penyusunan tim ekonomi di kabinet. Faktor penggerak indeks saham sepanjang pekan ini adalah kenaikan harga minyak mentah, serta pelemahan dollar AS.

Maklum, harga minyak mentah kini bergerak antara US$ 78-US$ 79 per barel. Dollar AS juga masih melemah terhadap hampir semua mata uang dunia. Ini menyebabkan dana-dana asing kembali masuk ke pasar keuangan yang menawarkan imbal hasil tinggi, termasuk ke Indonesia.

Ikhsan menebak, meski ada dorongan harga minyak dan pelemahan dollar AS, IHSG belum akan melewati level 2.700 pada akhir tahun ini. "Paling IHSG akan bertahan di kisaran 2.500 - 2.600. Meski sepanjang perjalanan menyentuh level 2.700, akan segera terkoreksi oleh aksi profit taking," jelas Ikhsan.

Pengamat pasar modal Haryajid Ramelan masih yakin IHSG menembus level 2.700 pada akhir tahun. Alasannya, investor masih yakin akan adanya harapan pemulihan ekonomi global.

Komisaris Utama BNI Securities Hindarmojo Hinuri berharap IHSG tidak terlalu berfluktuasi. "Berbahaya jika indeks naik terlalu tinggi. Saat turun akan dalam dan ini memberikan sinyal buruk bagi investor asing," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×