kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG terkoreksi 0,22% meski neraca dagang surplus


Senin, 17 April 2017 / 12:23 WIB
IHSG terkoreksi 0,22% meski neraca dagang surplus


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu keluar dari zona merah sejalan sebagian besar bursa regional, Senin (17/4). Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,22% atau 12,268 poin ke level 5.604,277 pada sesi I perdagangan.

Sekitar 161 saham menekan IHSG ke zona merah, hanya 146 saham bergerak naik, dan sisanya 101 saham stagnan. Volume perdagangan sekitar 4,84 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,23 triliun.

Enam dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor perdagangan paling dalam penurunannya 0,63%. Sedangkan, sektor yang paling tinggi penguatannya yakni pertambangan 0,46%.

Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,86% ke Rp 1.745, PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 2,75% ke Rp 27.375, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) turun 2,15% ke Rp 2.280.

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 5,67% ke Rp 410, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 2,18% ke Rp 2.810, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,40% ke Rp 12.675.

Di sesi perdagangan pagi, investor memilih mengambil posisi jual. Di pasar reguler, net sell asing Rp 94,073 miliar dan Rp 225,738 miliar keseluruhan market.

Rupanya, sajian data neraca perdagangan yang positif belum mampu mendorong IHSG untuk berbalik arah ke zona hijau.

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Maret 2017 surplus US$ 1,23 miliar. Surplus tersebut tergolong surplus besar, meski lebih rendah dibanding surplus Januari dan Februari 2017 yang masing-masing tercatat US$ 1,43 miliar dan US$ 1,32 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, surplus tersebut disumbang oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor Maret. Catatan BPS, nilai ekspor Maret mencapai US$ 14,59 miliar dan nilai impor sebesar US$ 13,36 miliar.

Nilai ekspor Maret 2017 tersebut naik 15,68% dibanding bulan sebelumnya dan naik 23,55% dibanding Maret 2016. Sementara nilai impor tersebut naik 17,65% dan naik 18,19% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. "Ini angka yang menggembirakan," kata Suhariyanto saat konferensi pers.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan pemilu Prancis membayangi pasar saham. Dollar AS merosot dan imbal hasil obligasi AS ke level terendah lima bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×