kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September, BNBR cetak laba Rp 20 miliar


Senin, 31 Oktober 2016 / 20:16 WIB
Hingga September, BNBR cetak laba Rp 20 miliar


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan investasi Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akhirnya membukukan laba bersih pada sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih BNBR tercatat sebesar Rp 20 miliar, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kerugian Rp 603,5 miliar.

Margin perseroan tertolong dari laba kurs yang tercatat sebesar Rp 531,9 miliar. Tahun lalu, rugi kurs yang terjadi mencapai Rp 1,1 triliun. Beban usaha juga mulai menyusut menjadi Rp 366,5 miliar dari sebelumnya Rp 518,6 miliar.

Di sisi lain, pendapatan perseroan masih terpangkas 58% menjadi Rp 1,3 triliun. Pendapatan ini ditopang dari bisnis infrastruktur dan manufaktur.

Amri Aswono Putro, Direktur Keuangan BNBR mengatakan, laba bersih BNBR di Kuartal III masih belum stabil lantaran masih dipengaruhi oleh laba kurs.

Sehingga, perseroan akan berupaya mendorong pendapatan dengan mengembangkan anak perusahaan di bidang manufaktur yang fokus ke proyek infrastruktur. "Sebelumnya fokusnya masih di proyek minyak dan gas," ujarnya kepada KONTAN, Senin (31/10).

Di sisi lain, BNBR juga akan mengembangkan anak usaha di bidang investasi infrastruktur yang bekerja sama dengan partner strategis.

Aset BNBR meningkat dari Rp 9,1 triliun menjadi Rp 9,4 triliun. Namun, utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mencapai Rp 3,2 triliun. Total liabilitas perseroan mencapai Rp 12,4 triliun. Sehingga, ekuitas BNBR masih negatif alias defisiensi modal sebesar Rp 3 triliun.

Amri mengatakan, perseroan sedang dalam proses finalisasi restrukturisasi dengan beberapa kreditur dalam rangka konversi utang menjadi saham. Hal ini diharapkan bisa memangkas beban bunga perseroan. "Sehingga tahun depan labanya bisa lebih stabil," ujarnya.

Sebelumnya Bobby Gafur Umar, Direktur Utama BNBR berharap BNBR bisa memangkas beban utang sebesar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun. Ia juga mengatakan, BNBR akan tetap fokus pada pengembangan bisnis infrastruktur.

Bisnis ini ditopang tiga proyek utama perusahaan, yaitu pembangunan PLTU Tanjung Jati A 2x660 MW, Pipa Kalija tahap I, dan Jalan Tol Cimanggis Cibitung.

Ia menilai, bisnis infrastruktur punya nilai yang cukup besar. Pasalnya, akan ada peningkatan kebutuhan energi dalam jangka panjang. Perseroan mengincar recurring income atau pendapatan berkelanjutan dari proyek-proyek itu.

Saat ini, saham BNBR masih bersandar di level Rp 50 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×