kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga masih akan tertekan pekan ini


Minggu, 23 Oktober 2016 / 15:45 WIB
Harga tembaga masih akan tertekan pekan ini


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi pada Kamis (20/10) malam waktu Jakarta ikut menyeret harga tembaga. Analis menilai jatuhnya harga komoditas ini pekan lalu adalah hal wajar di tengah data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang kurang menguntungkan.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange pada Jumat (21/10) ditutup di level US$ 4.635,00 per metrik ton, melemah sekitar 0,36% dibandingkan dengan hari sebelumnya yang ditutup di level US$ 4.652,00 per metrik ton.

Apabila dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, harga tembaga anjlok lebih dalam lagi sebesar 0,85%. Tercatat pada Jumat (14/10) harga tembaga ditutup di level US$ 4.675 per metrik ton.

Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka memaklumi anjloknya harga tembaga pada pekan lalu. Dia merasa kenaikan harga tembaga agak terhambat pasca pernyataan Draghi yang sedikit menekan laju komoditas. "Draghi bilang akan menyesuaikan stimulus setelah The Fed menaikkan suku bunganya di Desember. Inilah yang diperhatikan pelaku pasar," kata Ibrahim.

Selain itu, data ekonomi yang tersaji di AS juga tidak sesuai prediksi para analis. Rilis Consumer Price Index di luar sektor makanan dan energi di AS yang tumbuh hanya sebesar 0,1% juga membuat harga tembaga tertekan. Padahal, prediksi para analis, pertumbuhan pada bulan September bisa mencapai 0,2%.

Ia juga melihat, penjualan ritel di Inggris yang tidak sesuai ekspektasi turut melemahkan harga tembaga. Memang, pada Kamis (20/10) lalu menurut Kantor Statistik Nasional, penjualan ritel di Inggris pada bulan September tidak mencatatkan kenaikan.

Padahal, para analis memprediksi kenaikan penjualan ritel di Inggris bulan September dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,3%. "Penjualan ritel yang jelek ini tidak berdampak positif pada harga komoditas, ditambah lagi dengan pernyataan ECB yang menahan stimulus sampai Desember," kata Ibrahim.

Ibrahim bilang, stimulus Eropa yang tertahan diakibatkan masih besarnya pengaruh Inggris yang akan angkat kaki dari Uni Eropa (UE) yang rencananya akan dimulai pada kuartal pertama tahun depan.

Ini membuat UE akan kurang modal untuk jor-joran menggelontorkan stimulus. "Memang selama ini yang banyak membantu keuangan Eropa Inggris dan Jerman," ungkap dia.

Apalagi, dilihat secara pasokan memang produksi tembaga agak membengkak. Rilis dari International Copper Study Group mengatakan bahwa produksi tembaga dunia pada semester pertama justru meningkat sebanyak 4,5% dibandingkan dengan tahun lalu.

Terganggunya tambang di Afrika dan penutupan tambang di Filipina dinilai Ibrahim tidak terlalu berpengaruh terhadap kenaikan harga tembaga pada waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×