kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga nikel melonjak 16,8% di semester I-2018


Selasa, 03 Juli 2018 / 22:17 WIB
 Harga nikel melonjak 16,8% di semester I-2018
ILUSTRASI. Peleburan Nikel Antam


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di antara jajaran logam industri, boleh dibilang nikel menjadi primadona sepanjang semester pertama tahun ini. Jelas saja, di saat harga logam lain kompak terkoreksi, harga nikel justru mencatat penguatan yang signifikan lantaran didorong permintaan yang masih stabil tinggi.

Mengutip Bloomberg, per akhir Juni lalu, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada posisi US$ 14.900 per metrik ton. Dihitung sejak awal tahun, harga nikel sudah melonjak sebanyak 16,77%. Nikel bahkan sempat menyentuh level harga tertingginya sepanjang tahun ini yaitu US$ 15.750 per metrik ton pada awal Juni.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, menyebut, tingkat permintaan terhadap nikel memang stabil menguat sejak 2016 hingga paruh pertama 2018. Mengutip data International Nickel Study Group, Andri menyebut tingginya permintaan ini bahkan sudah menggerus 30% stok global nikel.

"Kebijakan larangan ekspor di Filipina juga tampaknya belum berubah, sehingga produksi masih belum kembali normal," ujar Andri, Selasa (3/7).

Sementara, permintaan nikel sepanjang semester pertama ini didorong oleh sektor kendaraan listrik dan industri baja yang masih menggeliat, terutama di China. Sebagai konsumen nikel terbesar, produksi industri baja China di bulan Mei naik menjadi 81.000 ton dari sebelumnya 64.000 ton di Januari.

"Alhasil, nikel masih mencatat defisit pasokan sebanyak 19.000 ton dalam semester satu kemarin sehingga harga menguat terus," kata Andri.

Ia melihat, prospek harga nikel masih akan positif di semester kedua hingga tutup tahun. Pasalnya, tingkat permintaan diprediksi masih akan tetap tinggi.

Hanya saja, Andri mewanti-wanti potensi koreksi harga nikel di saat tensi geopolitik kembali memanas. Maklum, logam industri yang satu ini rentan terhadap isu geopolitik global.

Jika permintaan stabil dan tidak ada sentimen geopolitik yang membebani, Andri optimistis harga nikel masih akan melanjutkan penguatan.

Ia memproyeksi harga bergerak dalam rentang US$ 13.700 -US$ 16.700 sepanjang semester kedua ini. "Bahkan, tak tertutup kemungkinan harga akhir tahun bakal ditutup di level tertingginya, kita lihat saja," pungkas Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×