kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI rebound, tapi sulit menembus US$ 70 sebarel


Jumat, 22 Juni 2018 / 18:23 WIB
Harga minyak WTI rebound, tapi sulit menembus US$ 70 sebarel
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski OPEC diprediksi hampir pasti menaikkan produksi, harga minyak mentah masih reli. Kendati demikian, indikator teknikal saat ini memberi sinyal mix pergerakan harga minyak.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi menjelaskan, saat ini harga minyak tengah rebound dan menguji level US$ 67 per barel setelah tertekan sebulan terakhir. Rencana pemberlakuan tarif impor minyak AS oleh China membuat pelaku pasar tak begitu khawatir sekalipun OPEC sepakat menaikkan volume produksi.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, secara teknikal, saat ini posisi bollinger moving average (MA) berada 20% di atas bollinger tengah. Sementara, indikator stochastic yang berada di level 70% positif.

"Ini memberi sinyal harga minyak masih dalam penguatan," kata Ibrahim, Jumat (22/6).

Namun, indikator moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) masih memberi indikasi wait and see.

Ibrahim menduga, hari ini, harga minyak masih berpotensi melanjutkan penguatan. Ia memprediksi harga akan berada di kisaran US$ 65,70 - US$ 67,20 per barel.

Akan tetapi, Nanang berpendapat, harga minyak akan sulit kembali menembus level US$ 70 per barel. Pasalnya, saat ini pelaku pasar masih diselimuti sentimen kebijakan moneter The Federal Reserve yang ketat dan potensi dollar yang masih akan perkasa.

Sementara, ekspektasi Arab Saudi sebelumnya, harga minyak melambung ke level US$ 80 per barel, sangat bergantung pada kondisi geopolitik. "Target harga minyak setinggi itu karena kemarin kondisi geopolitik sedang panas. Lagi pula harga minyak yang naik terlalu tinggi bisa berdampak negatif ke perekonomian global," kata Ibrahim.

Pekan depan, perkiraan Ibrahim, harga minyak bergerak di kisaran US$ 63,63 - US$ 67,80 per barel. Sementara, Nanang memproyeksi harga minyak mentah akan berguilir di rentang US$ 65 - US$ 69 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×