kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tinggi, respons pasar tak agresif


Jumat, 12 Januari 2018 / 17:30 WIB
Harga minyak tinggi, respons pasar tak agresif
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski harga minyak menguat, namun pelaku pasar dinilai tidak merespons dengan agresif. Ini terlihat dari laju harga saham emiten minyak dan gas yang tidak signifikan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/1) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate bertengger di harga US$ 63,62 per barel. Hari sebelumnya, minyak WTI bahkan menyentuh US$ 63,80 per barel, tertinggi sejak 7 Januari 2015.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menilai posisi harga minyak saat ini terbilang di atas ekspektasi. Pasalnya, pada tahun lalu, harga minyak hanya bergerak di level US$ 55-US$ 60 per barel. “Pasar cukup happy karena relatif lebih tinggi dibanding tahun kemarin,” ujarnya, Jumat (12/1).

Meski demikian, Alfred melihat, rekor harga minyak kemarin, tidak linier dengan respons pelaku pasar. Dengan kata lain, investor tidak agresif merespon kenaikan harga minyak. “Sepekan ini kenaikannya sudah cukup banyak untuk harga minyak. Di atas ekspektasi, terlalu cepat di awal tahun,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk jangka pendek pelaku pasar justru memasang langkah antisipasi. Ini tercermin pada pergerakan saham emiten migas, seperti PT Medco Energi International Tbk (MEDC). Pada Rabu (10/1), saham MEDC sempat naik 9,09%. Namun, hari ini, saham MEDC hanya naik 1,86% ke level Rp 1.095 per saham.

Salah satu pendorong kenaikan harga minyak adalah tingginya permintaan. Pasar menyimpan optimisme bahwa permintaan minyak akan terus tumbuh di 2018. Salah satu pemicunya adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diprediksikan naik secara global.

Selain itu, di awal pekan ini, Alfred mencatat adanya sentimen stok minyak global yang mengerek harga minyak. “Ada report bahwa stok minyak di Amerika Serikat turun. Jadi selain ada pemicu peningkatan permintaan, ternyata suplainya ikut mempegaruhi,” imbuhnya.

Sepanjang tahun 2018, Alfred memprediksikan  harga minyak akan bergerak di rentang US$ 50-US$ 80 per barel. Adapun harga rata-rata diprediksi di level US$ 60-US$ 65 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×