kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak masih dalam tren positif


Sabtu, 22 Oktober 2016 / 13:03 WIB
Harga minyak masih dalam tren positif


Reporter: Petrus Sian Edvansa, Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak mentah bertahan di level US$ 50 per barel di tengah isu pembatasan produksi yang terus berkembang. Tapi, penurunan stok Amerika Serikat (AS) serta harapan kenaikan permintaan di musim dingin kemungkinan mampu menopang harga emas hitam.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,41% ke posisi US$ 50,65 per barel. Dalam sepekan terakhir harga minyak terangkat 0,17%.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menjelaskan, harga minyak sempat dilanda aksi profit taking sebelum menguat di akhir pekan. "Secara fundamental, minyak masih cukup positif didukung oleh penurunan stok minyak AS serta optimisme Arab Saudi bahwa tingkat pasokan dan permintaan akan seimbang," paparnya.

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok minyak AS pekan lalu turun 5,2 juta barel. Angka ini jauh lebih baik dari prediksi kenaikan sebesar 2,2 juta barel. Stok minyak AS kini berada di level terendah sejak Januari 2016.

Dan, rilis EIA itu sempat membuat harga minyak melonjak 2,4% ke US$ 52,85, Rabu (19/10). Pelaku pasar saat ini masih menunggu kejelasan mengenai pembatasan produksi, termasuk kesediaan Rusia untuk bergabung dalam rencana itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji untuk mendukung upaya OPEC membatasi produksi. Tapi, produsen minyak terbesar negeri beruang merah, Rosneft PJSC mengaku punya kapasitas untuk menambah produksi 4 juta barel per hari kalau ada permintaan. Pernyataan Rosneft ini membuat pasar kembali ragu atas keinginan Rusia memangkas produksi minyak.

"Namun, pernyataan itu sepertinya tidak membawa tekanan besar karena Presiden Rusia siap bekerjasama," kata Putu.

Permintaan membaik

Yang jelas, isu pembatasan produksi akan terus memengaruhi harga minyak sebelum pertemuan OPEC akhir November. Prospek harga minyak selanjutnya tergantung pembatasan produksi.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures, optimistis, harga minyak akan rebound dalam waktu dekat. Dia melihat, sepanjang pekan lalu harga minyak melemah akibat penguatan indeks dollar AS dan rilis Baker Hughes yang mencatat ada tambahan empat pengeboran minyak baru di negeri uak Sam.

Namun demikian, efeknya tak membuat harga minyak anjlok terlalu dalam, lantaran terbantu permintaan yang meningkat menjelang akhir tahun dan musim dingin.

Deddy bilang, produksi minyak bakal berkurang dalam beberapa waktu ke depan. Produksi China selama September 2016 lalu turun 9,8% dibanding periode yang sama di 2015.

"Jika kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi terlaksana, mungkin harga minyak bisa terangkat sampai US$ 60 per barel," ujar Deddy memproyeksi.

Selain produksi yang turun, Deddy menilai, valuasi harga minyak makin ciamik karena permintaan meningkat. Masih dari China, dia yakin ekonomi negeri tembok raksasa berpotensi rebound.

Tingkat produksi industri hanya bertumbuh 6,1% dan lebih rendah dari prediksi para analis di 6,4%. Tapi, Bank Rakyat China mencatat ada pengajuan kredit baru sebesar 1,22 triliun yuan pada September lalu, lebih baik dari prediksi yang hanya 1 triliun yuan.

Sedangkan, prediksi Putu, harga minyak akan menyentuh US$ 55 per barel hingga akhir tahun nanti, asalkan kesepakatan pembatasan produksi minyak tercapai. Apalagi, permintaan minyak kemungkinan bertambah menjelang musim dingin.

Secara teknikal, Deddy menyatakan, harga minyak sudah berada di atas moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 cenderung menguat. Stochastic juga terlihat di area 54. RSI ada di area 59 dan MACD di area positif.

Sepekan ke depan, ia memprediksikan, harga minyak menguat di US$ 49,20–US$ 52,20 per barel. Proyeksi Putu, harga minyak menguat di kisaran US$ 49–US$ 52 sebarel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×