kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas alam berpeluang melonjak seiring musim panas


Minggu, 01 Juli 2018 / 17:11 WIB
Harga gas alam berpeluang melonjak seiring musim panas
ILUSTRASI. Gas alam LNG


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski terkoreksi sepekan terakhir, namun harga gas alam dunia diperkriakan masih dalam tren kenaikan beberapa waktu ke depan. Permintaan terhadap gas alam diperkirakan masih akan meningkat di tengah berlangsungnya musim panas.

Mengutip Bloomberg, harga gas alam kontrak pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange pada Jumat (29/6) ditutup di level US$ 2,92 per mmbtu, turun 0,54% dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan, dalam sepekan, harga gas alam turun sebesar 0,84%.

Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim bilang, pelemahan harga gas alam sejatinya lebih bersifat teknikal. Terlebih lagi, harga gas alam sempat menembus level US$ 2,98 per mmbtu pada Rabu (27/6) lalu.

Ia menilai, ruang penguatan harga gas alam masih cukup terbuka mengingat harga batubara juga sedang dalam tren kenaikan di atas level US$ 110 per metrik ton. “Kenaikan tersebut cukup berpengaruh karena subtitusi batubara adalah gas alam,” kata Ibrahim, Jumat (29/6) lalu.

Di samping itu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan, pekan lalu, bahwa cadangan gas alam di Amerika Serikat (AS) turun menjadi 66 miliar kaki kubik. Pekan sebelumnya, cadangan gas alam AS berada di level 91 miliar kaki kubik. Hal tersebut menunjukkan bahwa memasuki musim panas, terdapat peningkatan kebutuhan terhadap komoditas tersebut oleh negara-negara yang memiliki empat musim seperti AS, Eropa, dan sebagian negara Asia.

Ibrahim menambahkan, pada Konferensi Gas Dunia berlangsung di Washington, AS, kembali mencua wacana untuk mendorong penggunaan gas alam sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang menimbulkan efek rumah kaca. “Pernyataan yang berasal dari konferensi tersebut menjadi sentimen positif bagi harga gas alam dunia,” paparnya.

Harga gas alam juga masih bisa menanjak lantaran sejauh ini tidak dirugikan oleh keberlangsungan perang dagang yang melibatkan AS dan negara-negara besar lainnya. Sebab, gas alam merupakan salah satu komponen yang tidak dikenai biaya impor.

“Penguatan dollar AS juga tidak begitu mempengaruhi harga gas alam karena komoditas ini tidak mengenal sentimen politis,” lanjut Ibrahim.

Secara teknikal, pergerakan harga menunjukkan RSI berada di level 60%. Namun, indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif.

Senin (2/7), Ibrahim memprediksi harga gas alam bergerak di kisaran US$ 2,910-2,925 per mmbtu. Sedangkan dalam sepekan ke depan, harga akan bergerak di rentang US$ 2,913-2,930 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×