Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MELBOURNE. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan mendekati level tertingginya dalam sepekan terakhir pada hari ini (16/9). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.31 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Oktober turun 14 sen menjadi US$ 92,78 sebarel di New York Mercantile Exchange.
Kemarin, harga kontrak yang sama naik 65 sen menjadi US$ 92,92 per barel. Ini merupakan level penutupan tertinggi sejak 5 September lalu.
Kenaikan harga minyak hari ini terjadi sebelum dirilisnya data suplai minyak yang diprediksi memberikan sinyal adanya kenaikan permintaan minyak di AS. Catatan saja, AS merupakan negara konsumen minyak terbesar dunia.
Hasil survei Bloomberg menunjukkan, data Energy Information Administration (EIA) diprediksi akan menunjukkan penurunan cadangan minyak sebesar 1,5 juta barel pada pekan lalu menjadi 357,1 juta barel.
"Data EIA akan diperhatikan dengan seksama. Anda juga harus memperhatikan data OPEC. Jika Arab Saudi mengatakan akan memangkas ekspor minyak, hal ini mengindikasikan mereka berupaya mengerek harga minyak Brent ke kisaran US$ 100 per barel," papar David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran November naik 15 sen menjadi US$ 98,03 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Permintaan surut, harga minyak loyo
Harga minyak mentah kembali tenggelam
