kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara melonjak 19,45% sepanjang semester pertama


Senin, 02 Juli 2018 / 21:21 WIB
Harga batubara melonjak 19,45% sepanjang semester pertama
ILUSTRASI. Kawasan penambangan batubara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mencatat penguatan signifikan sepanjang separuh pertama tahun ini. Sempat merosot di kuartal pertama, harga batubara konsisten menguat dan menduduki level US$ 100 per metrik ton hingga akhir semester.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (29/6), harga batubara kontrak pengiriman Juli 2018 di ICE Future Exchange berada di posisi US$ 113,9 per metrik ton. Jika dihitung secara year-to-date (ytd), harga batubara tercatat melonjak 19,45%. Pada 13 Juni lalu, harga batubara bahkan menembus US$ 115,35 per metrik ton, level tertingginya sejak 2013.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan, harga batubara yang konsisten menguat pada semester pertama sangat dipengaruhi oleh masih tingginya tingkat permintaan dari China. "Meski China berencana beralih menggunakan pembangkit bertenaga gas alam yang ramah lingkungan pada 2025, tapi tampaknya kebutuhan tersebut belum tertutupi. Alhasil, permintaan batubara masih tetap tinggi," ujar Deddy, Senin (2/7).

Sepanjang semester pertama tahun ini, Deddy menambahkan, impor batubara China naik sekitar 14% year-on-year (yoy) menjadi 126,6 juta ton. Menurutnya, hal ini wajar karena China memang cenderung menimbun pasokan untuk persiapan memasuki musim dingin di semester kedua mendatang.

Deddy menilai, permintaan batubara juga terpacu lantaran harga minyak mentah yang terus terkerek. Sebagai komoditas substitusi, batubara pun diincar oleh banyak negara karena harganya yang lebih murah. Sekadar informasi, hingga akhir Juni, harga minyak west texas intermediate (WTI) mencapai US$ 74,15 per barel atau naik 24,79% secara ytd.

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) tampaknya juga tidak mempengaruhi kekuatan harga batubara. "Suku bunga sudah naik dua kali dan dollar AS cenderung menguat, tapi harga batubara tetap stabil," kata Deddy.

Lantas, Deddy memprediksi, selama tingkat permintaan masih terjaga, harga batubara masih akan mempertahankan tren bullish hingga akhir tahun. Proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve sebanyak satu hingga dua kali lagi pun kemungkinan tidak akan begitu menghambat laju harga batubara.

"Masih perlu terus melihat data perekonomian China dan permintaannya. Kalau masih stabil, harga akan terjaga dan berpotensi terus menguat sampai akhir tahun," pungkas Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×