kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga aluminium paling jeblok awal tahun ini


Senin, 19 Maret 2018 / 16:46 WIB
Harga aluminium paling jeblok awal tahun ini


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di antara logam industri lainnya, pergerakan harga aluminium sejak awal tahun 2018 turun paling dalam. Meski sempat diuntungkan dari pemangkasan produksi oleh smelter China, tetapi menjelang akhir kuartal I penguatannya tergerus pengenaan pajak impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hingga akhir pekan lalu, harga aluminium sudah terpangkas 7,93%.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/3), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 2.085 per metrik ton. Padahal pada awal tahun ini (2/1) aluminium dibuka pada level US$ 2.264,50 per metrik ton.

“Aluminium semakin terpuruk sejak adanya kebijakan Trump,” ujar Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id.

Menurutnya, jika aturan tersebut benar-benar diterapkan maka harga aluminium semakin sulit untuk menguat. Apalagi memasuki musim panas ini, China akan mencabut kebijakan pembatasan produksi. Bisa-bisa pasar aluminium akan mengalami kelebihan pasokan.

Kata Andri, kejatuhan harga aluminium semakin diperparah akibat kegagalan pemangkasan produksi China selama musim dingin. Semula rencana itu diharapkan bisa menekan produksi hingga 30% tetapi kenyataannya hasilnya masih dibawah target. Sebaliknya, stok aluminium di gudang Shanghai malah mengalami kenaikan beruntun. Pada 14 Maret lalu, posisi cadangan aluminium mencapai 2,28 juta ton.

“Sekarang kuncinya di tren permintaan musim panas. Kalau tinggi (permintaan) ini bisa menolong, kalau tidak aluminium berada dalam tren negatif,” paparnya.

Sebenarnya dalam sepekan ini, harga aluminium juga masih berada di bawah tekanan. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk membahas rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS berpotensi mengunggulkan dollar AS dan melemahkan harga komoditas.

Namun Andri menyakini imbas kenaikan suku bunga hanya akan berlangsung sesaat. Setelah pengumuman, pasar akan kembali ke fundamentalnya yaitu penerapan tarif impor AS. Di akhir kuartal I, ia memperkirakan harga aluminium bisa berada di kisaran US$ 2.000–US$ 2.100 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×