kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GJTL sudah habiskan capex US$ 180 juta


Kamis, 11 November 2010 / 07:37 WIB
ILUSTRASI. Abraham Theofilus, Direktur Utama NFC Indonesia


Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski rencana ekspansi pabrik ban radial, ban luar sepeda motor dan ban dalam sepeda motor masih akan berlangsung hingga dua tahun mendatang, namun PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) telah menghabiskan hampir seluruh modal kerja (capex) yang telah dianggarkan dari penerbitan obligasi internasional (global bond).

Direktur GJTL Catharina Widjaja menjabarkan, produsen ban ini telah menghabiskan sekitar US$ 180 juta. Dengan rincian, hingga akhir tahun 2009 terpakai US$ 130 juta, dan sepanjang tahun ini diperkirakan memakan biaya US$ 50 juta. Artinya, ekspansi yang telah dilakukan sejak tahun 2005 hingga 2012 itu telah menghabiskan 94,74% dari capex awal yang disiapkan sebesar US$ 190 juta.

Adapun hasil yang diperoleh ekspansi pabrik ban radial, kapasitas produksi GJTL telah menjadi 37.000 ban/hari dari 30.000 ban/hari pada 2005. Sementara target 2012 sebanyak 45.000 ban/hari. "Akhir tahun ini diharapkan bisa mencapai 40.000 ban/hari," ujar Catharina, Rabu (10/11).

Untuk ban luar sepeda motor, ekspansi tersebut memompa kapasitas produksi dari 37.000 ban/hari dari 2005 menjadi 105.000 ban/hari pada 2012. Saat ini, kapasitasnya telah menjadi 69.000 ban/hari dan target kapasitas untuk akhir tahun 2010 sebanyak 75.000 per hari. Sedangkan unntuk ban dalam sepeda motor, kapasitas 74.500 ban dalam/hari pada 2005, terdongkrak menjadi 162.000 ban dalam/hari pada 2012.

Direktur Keuangan GJTL Irene Chen menambahkan, GJTL memang hanya menganggarkan US$ 190 juta dari total dana yang terserap dari penerbitan global bond sebesar US$ 420. Sementara sebagian besar dana yang terhimpun dari penerbitan dua surat utang berdenominasi dollar AS itu yakni US$ 235 juta dialokasikan untuk membiayai kembali (refinancing) utang-utang sebelumnya.

Padahal, ekspansi pabrik cukup efektif mengkilapkkan kinerja GJTL sejauh ini. Hingga kuartal III 2010, pendapatannya naik sekitar 21% menjadi Rp 7,10 triliun dari Rp 5,84 triliun pada periode sama tahun lalu. Sedangkan untuk tahun depan dan selanjutnya, Chatharina menaksir, pertumbuhan penjualan GJTL akan terjaga sekitar 10%-15% per tahun akibat ekspansi kapasitas produksi.

"Bila permintaan ban masih terus naik tahun depan, ekspansi barik terus kami lanjutkan," imbuh Budi Fanasaleh, Wakil Direktur Utama GJTL. Namun, manajemen GJTL masih akan terus menganalisa kondisi pasar, dan mempertimbangkan sumber dana ekspansi selanjutnya, apakah akan menggunakan kas internal atau penerbitan surat utang kembali.

Maklum, timpal Irene, GJTL masih punya ruang untuk terus menyerap pinjaman. Sebab, posisi debt equity ratio (DER) GJTL saat ini masih berkisar 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×