kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten ramai terbitkan global bonds


Selasa, 01 Agustus 2017 / 20:07 WIB
Emiten ramai terbitkan global bonds


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Johana K.

JAKARTA. Beberapa emiten dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar meluncurkan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat atau global bonds. Sejumlah emiten menggunakan pinjaman tersebut untuk refinancing utang jatuh tempo.

Liyanto Sudarso, Investment Analyst MNC Asset Manegement menyatakan ada beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan emiten menggunakan fasilitas pendanaan global bonds. Diantaranya suku bunga yang lebih rendah daripada emerging market. "Nah, selain itu stabilitas mata uang dolar juga jadi pertimbangan," kata Liyanto kepada KONTAN di Jakarta, Selasa (1/8).

Selain itu, prospek Indonesia dengan adanya sentimen kenaikan peringkat utang dari Standar and Poor's juga membuat pasar dalam negeri atraktif. Menurutnya, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menerbitkan global bonds, lantaran suku bunga yang ada belum terkerek sentimen lainnya. "Setelah The Fed naik dua kali, dan terakhir Desember nanti. Ini akan jadi kesempatan melihat bagaimana stabilitas rupiah. Kalau tertekan, suku bunga bisa meningkat," kata dia.

Dia mengamati, beberapa emiten yang dalam laporan keuangannya menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat memanfaatkan kondisi saat ini untuk menerbitkan gobal bonds. Beberapa emiten yang masih tertekan secara sektoral juga cenderung menggunakan fasilitas tersebut untuk refinancing."Kalau bisnisnya sedang bagus biasanya untuk belanja modal," imbuh dia.

Sementara, bila dalam laporan keuangannya menggunakan rupiah, maka penerbitan global bonds hanya akan memunculkan forex hedging dan harus ada penyesuaian baru. "Makanya, global bond banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang bisnisnya natural resources seperti minyak dan pertambangan seperti BYAN," lanjutnya.

Meski demikian, ada emiten yang menggunakan global bonds berdenominasi rupiah seperti yang sedang dijajakan oleh JSMR. Dia menilai, BUMN melihat bahwa stabilitas rupiah bisa terjaga. Diukur dari cadangan devisa Indonesia yang cukup kuat sejak kenaikan batubara dan CPO.

"Cadangan devisa kita terakhir itu 8x impor, menjaga stabilitas rupiah di level 13.300-13.500 sampai dengan akhir tahun menjadi penting karena akan mempengaruhi kepercayaan yang harus dibayar," ujarnya.

Meski marak emiten menerbitkan global bonds, PT Soechi Lines Tbk (SOCI) memilih untuk wait and see sampai melihat market bagus. Emiten ini menunda penerbitan global bonds sebesar US$ 300 juta dengan kupon maksimal 10% dengan tenor 7 tahun. "Kami masih melihat market, karena kadang market susah ditebak, jadi kami pantau terus," terang Direktur Keuangan SOCI Paulina Marlina kepada KONTAN, Selasa (1/8).

Dia menyatakan, pihaknya selalu menjajaki sumber-sumber pendanaan yang semakin efisien. Baik dari segi biaya pendanaannya atau cost of fund maupun struktur pendanaanya. "Mudah-mudahan market bagus setelah lembaga pemeringkat memberi rating positif," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×